SVB tumbang secara tiba-tiba pada hari Jumat, (10/3/2023), sehingga mengguncang pasar dunia. Regulator perbankan di California, Amerika Serikat (AS), telah menutup bank itu.
Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) kemudian ditunjuk sebagai penerima disposisi aset SVB.
Dikutip dari Reuters, (12/3/2023), SVB bermarkas di Santa Clara dan sempat menjadi bank terbesar ke-16 di AS tahun lalu. Asetnya mencapai $209 miliar atau sekitar Rp3.240 triliun.
Kenaikan suku bungan Federal Reserve (Fed) diduga menjadi salah satu penyebab bank besar itu mengalami pailit.
Ketika SVB berusaha menaikkan modal untuk mengatasi deposit yang keluar, bank itu kehilangan $1,8 miliar dalam bentuk obligasi.
Baca: Tesla Didera Banyak Masalah, Elon Musk Bicarakan Kemungkinan Bangkrut
Bangkrutnya SVB menjadi tragedi terbesar bank di AS sejak pailitnya Washington Mutual tahun 2008 kala krisis keuangan. Peristiwa itu membuat regulator di AS memberlakukan peraturan yang lebih ketat. Peraturan tersebut bertujuan agar apabila sebuah bank bangkrut, kebangkrutan itu tidak membahayakan sistem keuangan dan ekonomi.
Menurut FDIC, kantor utama dan semua kantor cabang SVB akan dibuka kembali tanggal 13 Maret. Semua nasabah akan bisa mengakses penuh simpanan mereka yang telah diasuransikan.
Baca: Google-nya Rusia, Yandex.ru, Diprediksi Bisa Bangkrut karena Terdampak Invasi
Namun, 89 persen dari simpanan berjumah $175 miliar itu tidak diasuransikan per akhir 2022. Nasib simpanan itu juga belum bisa ditentukan.
Semenyara itu, SVB Financial yang menjadi induk perusahaan SVB kini berusaha mencari pembeli aset SVB lainnya, termasuk SVB Securities, Boston Private, dan MoffettNathanson. Belum diketahui apakah akan ada calon pembeli yang membeli aset-aset itu pengajuan pailit terlebih dulu oleh SVB Financial.
Beberapa perusahaan, seperti pengembang gim bernama Roblox Corp. dan produsen alat streaming bernama Roku Inc., mengaku memiliki simpanan ratusan juta dolar di SVB. Menurut Roku, simpanannya di SVB sebagian besar tidak diasuransikan.
Para pekerja bidang teknologi yang mengandalkan bank itu sebagai penyalur gaji juga merasa khawatir.
Permasalahan yang menjerat SVB menegaskan bahwa kampanye yang dilakukan Fed dan bank sentral lainnya untuk menekan inflasi dengan cara mengakhiri cheap money era itu membuat pasar menjadi rentan. Kekhawatiran pun melanda sektor perbankan.
Baca: Sanksi Ekonomi Karena Menginvasi Ukraina, Bank Terbesar Rusia di Eropa Terancam Bangkrut
Baca berita lain tentang Silicon Valley Bank di sini.