Kisah Siswi SD di Rusia Dikirim ke Panti Asuhan setelah Tulis Pesan Antiperang

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petisi di laman Change.org untuk meminta Masha Moskaleva dipulangkan.

TRIBUNNEWSWIKI.COM – Seorang siswi sekolah dasar (SD) kelas enam di Kota Yefremov, Rusia, dibawa ke panti asuhan setelah menulis pesan antiperang.

Peristiwa itu berawal dari kejadian pada bulan April 2022 lalu ketika Masha Moskaleva, nama siswi itu, diminta oleh gurunya untuk membuat gambar yang menunjukkan dukungan kepada tentara Rusia di Ukraina.

Namun, gambar yang dibuat Masha ternyata jauh dari perkiraan sang guru. Masha justru menggambar bendera Ukraina, seorang wanita di samping seorang anak, dan roket. Di dalam gambar itu terdapat pesan bertuliskan “Saya menolak perang” dan “Jayalah Ukraina“.

Kepala sekolah kemudian memanggil polisi. Menurut OVD Info, keesokan harinya Masha dikeluarkan dari kelas.

Dikutip dari Newsweek, ayah Masha, Alexei Moskalev, juga turut kena masalah. Dia didakwa “mencemarkan nama baik” tentara Rusia karena komentarnya di media sosial Odnoklassniki bulan Juli lalu.

Di menulis komentar, “Tentara Rusia. Para pemerkosa tepat di samping kanan kita,” di bawah unggahan video yang memperlihatkan militer Rusia. Menurut Meduza, sidang dakwaannya digelar tanggal 27 Desember 2022 dan dia diharuskan membayar denda 32.000 rubel atau sekitar Rp6,5 juta.

Baca: Warga Rusia Dipenjara karena Dengarkan Lagu Ukraina dalam Mobil

Masha berkata kepada ayahnya bahwa dia takut pergi ke sekolah. Pada tanggal 28 Desember 2022 ayahnya menerima panggilan telepon yang memberitahunya bahwa Masha ditahan oleh Dinas Keamanan Rusia (FSB).

Moskalev diberi tahu bahwa dia tidak becus membesarkan putrinya dengan baik.  Dia juga diancam dipenjara.

Baca: Rusia Kalah Telak dalam Perang Uang Kripto Melawan Ukraina

Masha akhirnya pulang ke rumah, tetapi berhenti bersekolah. Menjelang tahun baru, polisi datang ke rumahnya sambil membawa surat perintah penggeledahan.  Polisi itu dilaporkan mengambil barang-barang milik keluarga Masha, bahkan tabungan mereka.

Sementara itu, Moskalev dibawa polisi untuk diinterogasi. Dia mengaku dipukuli polisi.

Svetlana Davydova, kepala komisi yang menangani urusan anak-anak, menyebut ada gugatan yang diajukan untuk membatasi hak asuh yang dimiliki Moskalev serta istrinya yang berada di kota lain.

Masha sendiri dikirim ke pusat rehabilitasi anak-anak yang mirip dengan panti asuhan. Disebutkan bahwa dia tidak akan dibebaskan.

Sebuah petisi di laman Change.org dibuat untuk menggalang dukungan agar Masha dipulangkan. Petisi itu sudah ditandatangani oleh 76.000 orang per hari Kamis, (9/3/2023).

Baca: Pebisnis Besar Sebut Rusia Terancam Kehabisan Uang Tahun Depan

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Rusia di sini.

 



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer