Kronologi Versi Polisi Soal Kerusuhan Wamena yang Tewaskan 9 Orang

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang mengeluarkan kata-kara rasis di sekolah.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Beginilah kronologi versi polisi terkait kerucuhan Wamena hingga tewaskan 9 orang.

Kronologi ini diceritakan oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo di Mimika, Kamis.

Kasus kericuhan ini berawal dari dua orang warga Sinakma memberhentikan sebuah mobil pedagang kelontong.

Mereka dituduh menculik seorang anak.

"Saat itu ada warga yang melapor kepada polisi dan kemudian Kapolres mendatangi lokasi kejadian untuk bernegosiasi dengan warga," ungkap Kombes Benny, dikutip dari Kompas.

Lalu ada sekelompok massa yang datang sembari berteriak ketika Kapolres Jayawijaya membujuk warga untuk menyelesaikan masalah di Mapolres

Kemudian pihak kepolisian memberikan tembakan peringatan.

Baca: Irjen Fadil Imran: Ada Tindakan di Luar Prosedur dalam Penanganan Kerusuhan di Kanjuruhan

Baca: Irjen Fadil Imran: Ada Tindakan di Luar Prosedur dalam Penanganan Kerusuhan di Kanjuruhan

Namun, massa yang ada kian brutal.

"Polisi kemudian memberi tembakan peringatan tapi tidak diindahkan massa yang justru semakin brutal," ungkap Benny.

Bahkan massa tidak mundur meski bantuan dari pasukan dari Brimob dan TNI diturunkan di tempat kejadian perkara ( TKP).

Hingga akhirnya dikabarkan adanya korban yang mulai berjatuhan.

"Aparat keamanan kemudian terpaksa melepaskan tembakan ke arah massa sehingga dilaporkan ada sembilan warga tewas dan enam luka-luka,"

Tampak gempulan asap dari bangunan yang dibakar oleh masyarakat di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Kebakaran tersebut terjadi akibat isu penculikan anak yang menyebabkan sejumlah warga membakar kios dan ruko di wilayah tersebut - Ini penjelasan Polda Papua dan Polres Jayawijaya soal kerusuhan yang terjadi Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023). (Tribun Papua)

Sementara itu, Theo Hesegem, aktivis HAM Papua mengatakan kericuhan Wamena melibatkan pembakaran terhadap rumah warga non-Orang Asli Papua (OAP).

Polisi juga disebut sempat melemparkan gas air mata saat kerusuhan terjadi.

Akan tetapi tindakan tersebut tetap gagal mengendalikan massa.

Jumlah korban luka dikabarkan ada sedikitnya 17 orang.

Keseluruhan korban mengalami luka tempak dalam kericuhan tersebut.

Baca: Kopi Arabika Wamena Papua

Baca: Kesaksian Warga Pendatang Saat Kerusuhan Wamena : Dilindungi Orang Papua, Diungsikan ke Gereja

Sedangkan, lima di antara sembilan korban tewas juga disebut mendapat luka tembak.

Dua warga non-OAP yang menjadi korban tewas mendapatkan luka bacok dan tikaman anak panah.

Benny mengklaim masih belum bisa memastikan penyebab korban tewas lantaran masih dilakukan visum oleh tim kesehatan setempat dan investigasi penyidik di lapangan.

Ribuan warga penuhi pangkalan TNI AU Manuhua Detasemen Wamena. (KOMPAS.com/JOHN ROY PURBA)
Halaman
12


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer