Misi itu akan dimulai pada hari Kamis, (23/2/2023), dengan peluncuran pesawat luar angkasa Soyuz MS-23 dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan.
Awalnya Rusia berencana mengirimkan Soyuz MS-23 yang tak berawak ke ISS pada tanggal 14 Februari lalu, tetapi terpaksa ditunda. Soyuz itu akan menggantikan Soyuz MS-22 yang membawa para astronaut ke ISS.
Soyuz MS-22 juga direncanakan digunakan untuk membawa kembali astronaut. Namun, Soyuz MS-22 mengalami kebocoran sistem pendingin karena dihantam meteor tahun lalu. Oleh sebab itu, Soyuz MS-22 dianggap tidak aman untuk membawa kembali astronaut.
Misi penyelamatan itu sempat ditunda karena pesawat luar angkasa lainnya, Progress MS-21, juga mengalami kebocoran serupa.
Baca: NASA: Beberapa Tahun Mendatang Astronaut Akan Tinggal di Bulan
Soyuz MS-22 telah berhasil membawa astronaut asal Amerika Serikat (AS) bernama Frank Rubio dan astronaut Rusia bernama Dmitri Petelin dan Sergey Prokopyev ke ISS tanggal 21 September 2022. Pesawat itu akan dibawa kembali ke Bumi tanpa awak setelah Soyuz MS-23 berhasil membawa kembali para astronaut.
"Roscosmos terus menyelidiki penyebab depresurisasi sistem kendali panas di pesawat kargo Progress MS-21, yang terjadi tanggal 11 Februari di ISS," demikian pernyataan Roscosmos di Telegram mengenai misi penyelamatan itu, dikutip dari United Press International, (22/2/2023).
Baca: NASA Bersiap Luncurkan Roket ke Bulan, Tak Ada Astronaut yang Ikut
Para pejabat Roscosmos mengatakan mereka bekerja sama dengan NASA untuk menyelidiki kemungkinan adanya kerusakan pada permukaan pesawat luar angkasa itu.
Roscosmos mengklaim pemeriksaan terhadap pesawat Progress MS-21 telah selesai. Staf Roscosmos kemudian akan menyelidiki penyebab depresurisasi di pesawat itu.
Sophie Goguichvilli, pakar di lembaga Wilson Center, berujar bahwa meteor akan terus menjadi masalah bagi Roscosmos dan operator pesawat luar angkasa lainnya.
"Ini akan terus menjadi masalah, dan akan diperburuk lagi oleh ancaman tambahan dari puing-puing orbital yang dibuat manusia, sering kali dipicu oleh penggunaan senjata antisatelit," kata Goguichvilli.
Dia mengatakan Komando Luar Angkasa AS kini melacak pergerakan lebih dari 47.000 objek di luar angkasa.
Baca: Astronaut AS & Rusia Kembali Bertukar Tempat Duduk di Roket Luar Angkasa
"Objek-objek ini bisa terbang dalam kecepatan yang luar biasa tinggi, cukup cepat bagi puing-puing yang relatif kecil, bahkan setitik cat, untuk merusak satelit atau pesawat luar angkasa."
Goguichvilli mengatakan ini bukan pertama kalinya pesawat luar angkasa mengalami kebocoran. Pada tahun 2018 lalu pesawat Soyuz MS-09 juga mengalami kebocoran sehingga tekanan kabin berkurang.
Baca berita lain tentang Rusia di sini.