Menurut badan penanganan bencana di Turki, ada sebanyak 12.391 orang yang dikonfirmasi meninggal. Sementara itu, di Suriah dilaporkan ada 2,902 warga yang tewas. Tim SAR masih mencari korban gempa di balik reruntuhan bangunan.
Pada hari Rabu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sempat mengunjungi Provinsi Hatay yang terdampak parah oleh gempa. Di sana warga mengkritik respons pemerintah yang dianggap lambat.
Erdogan mengatakan cuaca musim dingin menjadi faktor yang menghambat evakuasi para korban. Gempa pada hari Senin, (5/2/2023), itu juga merusak landasasan Bandara Hatay sehingga turut mengganggu upaya pemerintah.
"Tidak mungkin siap untuk menghadapi bencana seperti ini," kata Erdogan dikutip dari Associated Press, (9/2/2023).
"Kita tidak akan membiarkan satu pun warga tidak diperhatikan."
Baca: Gempa Turki-Suriah Jadi Bahan Meme Majalah Charlie Hebdo hingga Picu Kemarahan Publik
Erdogan juga menyerang para pengkritik pemerintah. Menurutnya, "para pendusta" menyebarkan "kebohongan dan fitnah" tentang tindakan pemerintah.
Sementara itu, tim SAR dari puluhan negara telah bergabung dengan tim SAR Turki dalam upaya pencarian dan penyelamatan korban gempa. Skala kerusakan akibat gempa itu sangat besar. Warga di sana masih menunggu bantuan.
Baca: Kisah Bocah 9 Tahun Sumbangkan Isi Celengannya untuk Korban Gempa Turki
"72 jam pertama dianggap sangat penting," kata Steven Godby, pakar bencana alam di Universitas Nottingham Trent, Inggris.
"Dalam 24 jam, rata-rata angka kelangsungan hidup mencapai 74 persen, setelah 72 jam mencapai 22 persen, dan pada hari kelima mencapai 6 persen."
Negara-negara di dunia segera mendatangkan tim SAR ke Turki setelah gempa terjadi. Sayangnya, hal serupa tidak terjadi di Suriah.
Menurut warga, baru sedikit bantuan yang tiba di Suriah barat laut yang dikuasai pihak pemberontak.
"Saya meminta masyarakat internasional, negara-negara Arab, dan PBB untuk segera membantu kami," kata Obaida Rannoush, relawan tenaga kesehatan di perbatasan al-Hawa antara Turki dan Suriah, dikutip dari Al Jazeera, (9/2/2023).
"Lebih dari 60 jam setelah gempa terjadi, masih ada ratusan orang yang terjebak di bawah reruntuhan. Kami tidak dapat menyelamatkan mereka karena sedikitnya sumber daya. Kami memerlukan peralatan berat, bantuan kemanusiaan dan kesehatan."
Dia mengklaim belum ada satu pun rombongan tim SAR yang melewati perbatasan itu.
Baca: Bantu Tim SAR, Ribuan Pekerja Tambang Ikut Cari Korban Gempa Turki
(Tribunnewswiki)
Baca berita lain tentang gempa Turki di sini.