Kabur dari Mobilisasi, 5 Pria Rusia Tinggal di Bandara Korsel Berbulan-bulan

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana tempat tes Covid-19 di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, (3/1/2023).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Lima pria asal Rusia dilaporkan kabur dari mobilisasi dan terdampar di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan (Korsel), selama berbulan-bulan.

Mereka terpaksa tinggal di sana lantaran pihak berwenang di Korsel menolak menerima mereka.

Menurut pengacara mereka, Lee Jong-chan, ada tiga orang yang tiba pada bulan Oktober 2022, sedangkan sisanya tiba sebulan kemudian.

Lee mengatakan permintaan mereka untuk mendapatkan status pengungsi ditolak oleh Kementerian Kehakiman Korsel. Mereka kini harus tinggal di bandara itu sambil menunggu keputusan banding yang sudah diajukan.

"Mereka diberi satu kali makan per hari, yakni makan siang," kata Lee dikutip dari CNN International, (29/1/2023).

"Selebihnya, mereka bertahan hidup dengan roti dan minuman."

Kata Lee, lima pria itu bisa mandi di sana. Namun, mereka harus mencuci pakaian mereka dengan tangan. Selain itu, mereka juga tidak diperkenankan meninggalkan area keberangkatan.

Baca: Warga Rusia yang Kabur dari Mobilisasi Diejek, Dianggap Masih Bocah

"Mereka memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan (dan) tidak ada bantuan untuk kesehatan mental mereka, itu penting karena mereka dalam situasi genting," kata Lee menjelaskan.

Kebijakan "mobilisasi sebagian" atau wajib militer yang dikeluarkan Presiden Rusia Vladimir Putin dicela oleh banyak warga Rusia. Sebagian dari mereka memilih kabur meninggalkan Rusia sejak akhir September 2022. Banyak yang pergi ke luar negeri lewat jalur darat dan udara.

Baca: Cegah Warganya Kabur dari Mobilisasi, Rusia Buka Kantor di Perbatasan

Data menunjukkan ada lebih dari 200.000 warga Rusia yang kabur ke Georgia, Kazakhstan, dan Uni Eropa pada pekan pertama setelah mobilisasi diumumkan.

"Saya tidak mendukung apa sekarang terjadi. Jadi, saya memutuskan untuk pergi saja," kata seorang warga Rusia kepada CNN International. Dia melarikan diri ke Belarusia.

"Perasaan saya tidak baik karena banyak teman saya, banyak orang tidak mendukung perang [di Ukraina] dan mereka merasa terancam oleh apa yang sedang terjadi, dan sungguh tidak ada cara demokratis untuk menghentikan ini, bahkan mengungkapkan protes Anda."

Di Rusia pria yang berumur hingga 60 tahun serta tidak memiliki catatan tindak kejahatan sudah memenuhi syarat mengikuti wajib militer. Adapun pengalaman militer tidak diperlukan.

Para personel wajib militer yang menolak bertempur dilaporkan ditahan di ruang bawah tanah di wilayah Ukraina yang diduduki militer RUsia. Menurut keluarga mereka, para tentara pembangkang itu didakwa melakukan desersi.

Adapun warga negara yang melakukan kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur, pengkhianatan, spionase, dan terorisme tidak diharuskan menjalani wajib militer.

Baca: Hampir 100.000 Warga Rusia Kabur ke Kazakhstan untuk Hindari Mobilisasi

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang Rusia di sini.

 

 



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer