Hal tersebut menyusul temuan varian baru Covid-19 bernana Kraken di Tanah Air.
"Tidak perlu, kita tidak perlu (tutup pintu masuk untuk WNA), karena yang penting penguatan kita, deteksi kita, itu seperti yang kita deteksiin. Penguatan deketeksi itu harus cepat di pintu masuk," ujar Maxi di Jakarta, Kamis (26/1/2023), dikutip dari Kompas.com.
Deteksi yang dimaksudnya adalah di kantor kesehatan pelabuhan di bandara, di pelabuhan laut, maupun di lintas batas darat.
"Seperti biasanya saja, kita tapi penguatan di situ," tambah Maxi.
Sebelumnya, pemerintah mengatakan virus corona varian Kraken sudah terdeteksi di Indonesia pada Rabu (25/1/2023).
Varian Kraken merupakan nama lain dari virus corona subvarian Omicron XBB 1.5.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, varian Kraken yang ada di Indonesia berasal dari warga Polandia yang mengunjungi Indonesia pada 6 Januari 2023.
“Dilaporkan bahwa varian ini sudah ditemukan, dari orang Polandia, dan itu dia kenanya di Balikpapan,” ujar Menkes Budi ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Baca: 80 Persen Penduduk Tiongkok Disebut Sudah Pernah Terkena Covid-19
Menurut Menkes, varian tersebut memang cepat menular namun tidak menyebabkan gejala berat.
Varian XBB 1.5 dijuluki Kraken oleh para ahli lantaran sifatnya yang menimbulkan lonjakan kasus Omicron cukup masif di AS.
Varian tersebut sudah ditemukan di 38 negara, berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ahli epidemiologi senior di Afrika Selatan, Maria van Kerkhove menjelaskan, varian Kraken adalah varian paling menular yang terdeteksi selama ini.
Sebab, XBB.1.5 punya mutasi tambahan, membuatnya lebih mudah dan lebih baik dalam mengikat ke sel lain.
Meskipun tidak ada data resmi yang dirilis tentang tanda-tanda infeksi awal dari varian baru tersebut, namun kebanyakan dari gejala awalnya akan serupa dengan varian Omicron pada umumnya.
Yakni, tenggorokan gata, nyeri punggung bawah, hidung meler/tersumbat, sakit kepala, kelelahan, bersin, keringat malam dan pegal-pegal.