Mantan Presiden Rusia: Kekalahan Rusia di Ukraina Bisa Picu Perang Nuklir

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Partai Rusia Bersatu sekaligus Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, saat diwawancarai di Gorki, (27/1/2022).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan kekalahan Rusia di Ukraina bisa memicu perang nuklir.

Medvedev yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia itu ingin memperingatkan NATO agar tidak terlibat terlalu jauh dalam perang di Ukraina.

Pernyataan Medvedev itu seolah menjadi pengakuan bahwa Rusia bisa saja kalah dalam perang.

"Kekalahan sebuah negara berkekuatan nuklir dalam perang konvensional bisa saja memicu perang nuklir," kata Medvedev yang dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, (19/1/2023), dikutip dari Reuters.

"Negara-negara berkekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar yang menentukan nasib mereka," kata dia.

Medvedev menyebut NATO dan para pemimpin pertahanan lainnya akan bertemu di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada hari Jumat guna membahas strategi Barat mengalahkan Rusia di Ukraina. Dia mengatakan Barat seharusnya memikirkan risiko kebijakan yang mereka ambil.

Baca: Rusia Diminta Gunakan Senjata Nuklir Taktis untuk Lawan Negara NATO

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Medvedev telah berulangkali menyinggung ancaman perang nuklir.

Perang di Ukraina adalah konflik terbesar antara Moskwa dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962. Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengecam invasi Rusia di Ukraina sebagai perampasan wilayah.

Rusia dan AS kini memiliki sekitar 90 persen dari seluruh hulu ledak nuklir di dunia.

Baca: Tentang Kemungkinan Penggunaan Nuklir di Ukraina, Putin: Kami Belum Gila

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, buka suara ketika ditanya apakah ucapan Medvedev itu menunjukkan bahwa Rusia kini sedang memperbesar krisis.

"Tidak, ucapan itu tidak berarti demikian," jawab Peskov.

Kata Peskov, ucapan Medvedev masih sejalan dengan doktrin nuklir Rusia. Doktrin itu mengizinkan Rusia melancarkan serangan nuklir setelah ada "agresi terhadap Federasi Rusia dengan senjata konvensional ketika eksistensi negara terancam".

Para sekutu dekat Putin menyebutkan bahwa bantuan militer dari AS dan Eropa senilai miliaran dolar untuk Ukraina menunjukkan bahwa Rusia kini berkonflik dengan NATO.

Baca: AS Perkirakan Tiongkok Punya 1.500 Hulu Ledak Nuklir Tahun 2035

AS sendiri telah membantah tudingan bahwa AS ingin menghancurkan Rusia. Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa konflik antara Rusia dan AS bisa memicu perang dunia ketiga.

Sementara itu, Uskup Besar Kirill selaku kepala Gereja Ortodoks Rusia sempat berujar bahwa upaya untuk menghancurkan Rusia akan membuat dunia kiamat.

"Kita berdoa kepada Tuhan agar Dia membuat orang-orang gila kembali waras dan membantu mereka memahami bahwa keinginan apa pun untuk menghancurkan Rusia itu artinya kiamat."

(Tribunneswiki)

Baca berita lain tentang Rusia di sini.



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer