Jumlah Penduduk Tiongkok Dilaporkan Berkurang, Apa Dampaknya?

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Tiongkok mengantre untuk menjalani tes Covid-19 di Xiamen, 14 September 2021.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jumlah penduduk Tiongkok dilaporkan berkurang tahun lalu. Penurunan ini bahkan lebih cepat daripada yang diperkirakan.

Selain itu, penurunan ini adalah yang pertama kalinya dalam enam dekade terakhir. Diperkirakan penurunan ini akan menjadi awal periode panjang penurunan jumlah penduduk Tiongkok.

Dengan penurunan ini Tiongkok juga diperkirakan bakal disalip oleh India yang akan menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Kendati demikian, pakar mengatakan turunnya jumlah penduduk Tiongkok hanya akan berdampak kecil dalam jangka pendek.

"Secara psikologis, penurunan ini adalah masalah besar. Ini momen yang sangat penting," kata Dr. Stuart Gietel-Basten, seorang guru besar di Universitas Khalifa, dikutip dari Channel News Asia, (18/1/2023).

"Bukan hal yang mengejutkan bahwa kita telah begerak ke era penuruan jumlah penduduk saat ini, karena kita memliki angka fertilitas rendah di Tiongkok dalam periode panjang," kata dia menjelaskan.

Baca: Tiongkok Akui dalam 5 Pekan Ada 60.000 Orang Meninggal karena Covid-19

Menurut Gietel-Basten, mengenai apakah penurunan itu akan menyebabkan krisis demografi atau tidak, tergantung pada respons pemerintah.

Dalam jangka pendek, kata dia, tidak akan ada dampak besar dalam banyak bidang, misalnya perumahan dan pendidikan.

Baca: Pakar: Invasi Tiongkok ke Taiwan Akan Gagal jika AS Bantu Taiwan

"Penurunan ini tidak akan membuat perbedaan. Apa yang bakal menjadi persoalan lebih besar adalah bagaimana pemerintah bisa merespons paradigma demografi baru ini."

"Pastinya ini bukan hal yang mengejutkan pemerintah. Mungkin ini terjadi sedikir lebih cepat daripada yang kita perkirakan karena Covid-19, di banyak wilayah di dunia ini, membuat angka fertilitas sangat rendah akibat ketidakpastian ekonomi permasalahan pekerjaan yang terkait dengan Covid-19."

Dia mengatakan dampak jangka panjang akan ditentukan oleh bagaimana upaya Beijing dalam paradigma demografi baru ini. Menurutnya, beberapa faktor seperti produktivitas penduduk dan jumlah warga usia tua dibandingkan dengan warga usia muda yang menopang ekonomi.

Penyebab penurunan

Menurut Biro Statistik Nasional, jumlah penduduk Tiongkok berkurang sekitar 850.000 sehingga menjadi 1,41 miliar pada akhir tahun lalu.

Pakar memperkirakan jumlah penduduk negara itu akan berkurang hingga 109 juta pada tahun 2050.

Baca: Diduga Tiap Hari Ada 9.000 Warga Tiongkok yang Meninggal karena Covid-19

Menurut Dr. John Donaldson, pakar ilmu politik di Sekolah Ilmu Sosial, Universitas Manajemen Singapura, kebijakan satu anak yang diberlakukan tahun 1980 hingga 2015 mungkin bukan penyebab penurunan ini.

Kata dia, kebijakan itu memang berhasil menurunkan angka pertumbuhan penduduk. Kebijakan tu kemudian dicabut pada tahun 2016. Per tahun 2021 Tiongkok bahkan mengizinkan warganya memiliki tiga anak.

"Namun, hal yang lucu adalah bahkan setelah pelonggaran itu, kebanyak warga kota enggan memilki lebih banyak anak karena berbagai masalah, seperti masalah perumahan dan biaya pendidikan. Biaya membesarkan anak itu sangat tinggi di perkotaan dan sangat menyusahkan," kata Donaldson.

"Jadi, masalahnya bukan lagi kebijakan satu anak. Kebijakan itu sudah dilonggarkan, tetapi bahkan setelah pelonggaran itu warga tidak memiliki anak."

Donaldson meyakini Tiongkok belum akan kekurangan penduduk. "Tiongkok masih memiliki jumlah penduduk yang besar."

Baca: Rekor Dunia, Diduga Ada 250 Juta Infeksi Covid-19 di Tiongkok Bulan Ini

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Tiongkok di sini.



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer