Getaran gempa terasa hingga ke Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Gempa terletak pada koordinat 7,37 derajat Lintang Selatan dan 130,23 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 kilometer arah barat laut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 130 kilometer.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa tersebut akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda," jelas Daryono, dikutip dari Kompas.
Baca: Bupati Cianjur Herman Suherman Dilaporkan atas Dugaan Penyelewengan Dana Bantuan Gempa
Baca: Bupati Cianjur Buka Suara Setelah Dilaporkan ke KPK Karena Dugaan Penyelewengan Bantuan Gempa
Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memperlihatkan gempa tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo 7,5.
Sementara menurut hasil analisis mekanisme sumber, kata Daryono, gempa ini mempunyai mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa tersebut mempunyai dampak dirasakan di daerah Saumlaki dengan skala intensitas V MMI daerah Dobo, Tiakur IV MMI daerah Sorong, Kaimana,
Alor, Waingapu, Waijelu, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan skala intensitas III-IV MMI.
Daerah Kairatu, Merauke, Nabire, Tanah Merah, Wamena, Bakunase, Kolhua,Sabu Raijua, Rote Ndao, Ende, Amarasi Selatan, Kota Kupang, dan Timor Tengah Selatan.
Kemudian Malaka, Timor Tengah Utara dan Belu, NTT dengan skala intensitas II-III MMI.
Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini berpotensi tsunami.
Akan tetapi, saat ini peringatan dini tsunami sudah dicabut.