Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan perang di Ukraina, bencana kekeringan, dan sejumlah faktor lainnya telah menaikkan harga pangan dan memperburuk krisis kelaparan di dunia itu.
Menurut Indeks Harga Pangan yang dibuat FAO, harga pangan dunia tahun 2022 naik lebih dari 14 persen dibandingkan dengan tahun 2021.
Kendati demikian, sempat ada sedikit penurunan harga minyak nabati, biji-bijian, dan daging pada bulan Desember. Di sisi lain, harga gula dan produk susu mengalami sedikit kenaikan.
"Penting untuk tetap waspada dan berfokus memitigasi ketidakpastian pangan dunia, mengingat harga pangan dunia tetap pada level yang tinggi, dengan banyak bahan pangan pokok mendekati rekor tertinggi, dan dengan harga beras yang naik, dan masih ada banyak risiko yang berkaitan dengan persediaan mendatang," kata Maximo Totero, seorang ekonom FAO, dikutip dari Associated Press, (7/1/2022).
Menurut data FAO, harga pangan tahun 2022 adalah yang tertinggi sejak lembaga itu melakukan pencatatan mulai tahun 1961.
Baca: PBB Sebut 2,3 Miliar Orang di Dunia Alami Kekurangan Pangan Tahun 2021
Invasi Rusia ke Ukraina memperparah krisis pangan dunia. Ini lantaran dua negara itu adalah pengekspor gandum, jelai, minyak bunga matahari, dan lainnya dalam jumlah besar. Ekspor produk Rusia dan Ukraina ke sebagian negara Afrika, Timur Tengah, dan Asia terganggu karena perang. Sebagian negara itu sebelumnya sudah dilanda krisis kelaparan.
Baca: Rusia Dituding Mengebom Gudang Gandum di Ukraina, Memperparah Krisis Pangan Dunia
Perang itu juga mengganggu pasar energi dan persediaan pupuk. Padahal, dua hal itu sangat penting dalam produksi pangan.
Selain itu, sejumlah negara seperti Etiopia, Somalia, dan Kenya terdampak oleh bencana kekeringan terparah dalam beberapa dekade terakhir. PBB juga memperingatkan bahwa sebagai wilayah Somalia kini terancam dilanda kelaparan. Bahkan, ribuan orang dilaporkan telah meninggal karena kelaparan.
Menurut FAO, harga gandum dan jagung juga mencapai rekor tertinggi tahu lalu meski sempat turun pada bulan Desember. FAO mengatakan hasil panen di belahan bumi selatan telah meningkatkan persediaan.
Hal yang sama juga terjadi pada Indeks Harga Minyak Nabati FAO yang mencapai level tertinggi tahun 2022. Pada bulan Desember harga minyak sebenarnya sempat turun hingga level terendah sejak Februari 2021.
Indeks Harga Produk Susu dan Indeks Harga Daging juga mencapai level tetinggi sejak tahun 1990.
Baca: Ukraina & Rusia Sepakati Perjanjian Ekspor Gandum dari Pelabuhan Laut Hitam
Baca berita lain tentang bencana kelaparan di sini.