Kasus Data Pengguna, Meta Induk Facebook Sepakat Bayar Rp11,3 Triliun

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi logo Facebook

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Meta Platforms yang menjadi induk perusahaan media sosial Facebook telah sepakat membayar $725 juta atau Rp11,3 triliun dalam kasus penyalahgunaan data pengguna.

Kasus itu berawal dari gugatan terhadap Facebook yang dituding mengizinkan jutaan data pribadi pengguna untuk digunakan oleh perusahaan konsultasi bernama Cambridge Analytica. Perusahaan itu pernah membantu Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) tahun 2016 silam.

Syarat-syarat penyelesaian kasus itu telah disetujui oleh Meta dan diungkapkan dalam berkas pengadilan yang diajukan pada hari Kamis, (22/12/2022). Namun, syarat itu masih harus disetujui oleh hakim pengadilan federal di San Francisco bulan Maret mendatang.

Pada tahun 2018 terungkap bahwa Cambridge Analytica pernah membayar pengembang aplikasi Facebook agar mendapatkan akses terhadap informasi pribadi yang dimiliki sekitar 87 juta pengguna. Informasi itu kemudian digunakan untuk menargetkan para pemilih di AS pada kampanye Trump tahun 2016.

Baca: Badai PHK, Meta Induk Facebook Akan Pangkas 11.000 Karyawan

Skandal ini membuat CEO Meta Platforms sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dikritik oleh DPR AS. Bahkan, muncul seruan agar warga AS menghapus akun Facebook mereka.

Baca: Mirip dengan Twitter, Meta Induk Facebook Akan Lakukan PHK Besar-besaran

Kemudian, muncul gugatan kelompok atau class action terhadap Facebook. Dalam gugatan itu, Facebook dituding telah melanggar privasi dan menjadi "perantara data" dan "perusahaan yang memata-matai".

Facebook dan pihak penggugat telah mencapai kesepakatan sementara pada bulan Agustus lalu. Perusahaan media sosial itu setuju untuk menyelesaikan kasus itu dengan memberikan sejumlah pembayaran. Menurut Facebook, langkah itu diambil demi kebaikan Facebook dan para pemegang saham.

"Selama tiga tahun terakhir, kami mengubah pendekatan tentang privasi dan menerapkan program privasi yang menyeluruh," kata juru bicara Meta, Dina El-Kassaby Luce, dikutip dari Associated Press.

"Kami berharap terus mengembangkan layanan yang disukai dan dipercaya masyarakat dengan privasi menjadi prioritas."

Baca: Facebook & Twitter Hapus Akun Propaganda yang Dukung Kebijakan Luar Negeri AS

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Facebook di sini.

 



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer