Artinya, perang di Ukraina yang dikobarkan oleh Rusia justru berisiko membuat tentara Rusia hancur.
Ullman menilai ada kesamaan antara kesalahan Putin dalam persoalan Ukraina dan kesalahan mantan Presiden AS Lyndon Johnson dalam persoalan Vietnam. Menurut dia, kesalahan-kesalahan Johnson diulangi oleh Putin.
Hal itu diungkapkan Ullman dalam tulisannya di kolom opini United Press International yang terbit hari Rabu, (21/12/2022).
Ullman mengawali penjelasannya dengan menyinggung sejarah konflik di Vietnam. Vietnam Selatan muncul bersama dengan Vietnam Utara setelah Konferensi Jenewa 1954 dan penarikan mundur militer Prancis. Namun, Vietnam Utara masih memiliki rencana terhadap Vietnam Selatan.
Sementara itu, Ukraina merdeka setelah Uni Soviet runtuh tahun 1991. Federasi Rusia kemudian menggantikan USSR. Putin meyakini bahwa runtuhnya Soviet adalah bencana strategi geopolitik. Dia menginginkan Ukraina kembali ke dalam lingkup pengaruh Rusia.
Baca: Rusia Diminta Gunakan Senjata Nuklir Taktis untuk Lawan Negara NATO
Perang Vietnam dianggap oleh pemerintahan Kennedy-Johnson sebagai kepentingan nasional AS. AS ingin mencegah apa yang disebutnya sebagai bencama Sino-Soviet. Vietnam Selatan kemudian menjadi medan tempur selama hampir satu dasawarsa. Sekitar 58.000 tentara AS dilaporkan tewas dalam perang itu.
Baca: Soroti Gaya Hidup Mewah Pejabat Rusia, Mantan Dubes AS: Rusia Butuh Komunis Sejati
Di sisi lain, Putin kini ingin menghentikan ekspansi dan pengaruh NATO di Eropa Timur serta mencegah Ukraina bergabung dengan aliansi pertahanan itu. Hal-hal itu menjadi kepetingan nasional Rusia dan Putin menganggapnya hanya bisa dicapai melalui kekuatan militer. Putin pun terpaksa memobilisasi 300.000 warga Rusia untuk kepentingan perang di Ukraina.
AS memperkirakan Vietnam Utara bisa segera dikuasai oleh militer AS yang jauh lebih unggul. Menurut Ullman, pasukan AS saat itu memenangkan hampir setiap pertempuran di sana. Namun, Vietnam Utara tidak bersedia menyerah.
Hal itu mirip dengan Rusia di bawah Putin. Putin meyakini pasukannya bisa segera mengalahkan pasukan Ukraina dan menumbangkan pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pasukan Rusia diyakini jauh lebih unggul dan memiliki senjata-senjata yang sudah terbukti efektif.
Baca: Intelijen Ukraina: Putin Tiga Kali Tunda Invasi Rusia ke Ukraina
Namun, perkiraan Putin itu tidak menjadi kenyataan. Rusia justru kehilangan banyak personel. Bahkan, diperkirakan sudah ada 100.000 personel Rusia yang tewas atau terluka. Adapun ribuan tank, artileri, dan kendaraan lapis baja lainnya telah dihancurkan atau dirampas.
Sementara itu, AS pada tahun 1973 telah menarik seluruh pasukannya dari Vietnam. AS tidak terbiasa terlibat dalam perang yang panjang. Dua tahun kemudian tank-tank Vietnam Utara masuk ke Saigon dan Vietnam pun bisa disatukan.
Dengan sejumlah kemiripan itu, Ullman berandai-andai mengenai akhir perang di Ukraina.
Baca berita lain tentang Ukraina di sini.