"Berdasarkan informasi yang telah kami kumpulkan, operasi militer ini (invasi) telah ditunda tiga kali," kata Skibitsky ketika diwawancarai oleh surat kabar Jerman, Bild, dikutip dari Sky News, (20/12/2022).
"Penundaan terakhir terjadi pada pertengahan bulan Februari," kata dia mengungkapkan.
Rusia resmi memulai invasi ke Ukraina tanggal 24 Februari. Namun, tidak jelas kapan sebenarnya waktu/tanggal yang awalnya dipilih Rusia untuk melancarkan serbuan. Selain itu, Rusia menolak menyebut tindakannya sebagai invasi. Negara itu lebih memilih menggunakan istilah "operasi militer khusus".
Skibitsky mengatakan Dinas Rahasia Rusia (FSB) berperan penting dalam mendesak Putin dan pejabat militer untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina.
Baca: Picu Kekhawatiran, Milisi Neo-Nazi Rusia Kumpulkan Data Intelijen
Sementara itu, Putin baru-baru ini telah memberlakukan kebijakan baru guna menindak tegas para pembangkang dan menguatkan perbatasan Rusia.
FSB diminta untuk melindungi warga "daerah baru" di Ukraina. Daerah itu adalah wilayah yang dianeksasi oleh Rusia bulan September lalu.
Baca: Warga Rusia yang Kabur dari Mobilisasi Diejek, Dianggap Masih Bocah
Putin juga meminta FSB untuk tetap memantau aktivitas pertemuan masyarakat dan fasilitas infrastruktur strategis. Dia menyebut akan ada "perlawanan sengit" dari para pengkhianat dan mata-mata yang melawan Rusia.
Putin melawat ke Belarusia hari Senin, (19/12/2022). Ini adalah kunjungan pertamanya ke negara itu dalam tiga tahun.
Dia melakukan pembicaraan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Di sisi lain, para pejabat Ukraina mengungkapkan kekhawatiran bahwa Putin berencana menekan Belarusia agar terlibat lebih jauh dalam perang di Ukraina. Namun, hal itu dibantah oleh Rusia.
Dalam konferensi pers bersama, Putin dan Lukashenko memuji persahabatan mereka. Keduanya hampir tidak menyinggung perang di Ukraina.
Baca: Pedagang Senjata Viktor Bout Sebut Barat Ingin Hancurkan Rusia
Tidak ada jurnalis yang diundang untuk menanyakan perihal perang kepada kedua pemimpin negara itu. Pembicaraan mereka tetap seputar kerja sama ekonomi, industri, dan pertahanan.
Setelah pembicaraan itu, dijadwalkan ada pembicaraan lain yang melibatkan para menteri dari kedua negara.
Lukashenko berterima kasih kepada Putin karena telah memenuhi janjinya untuk memperbarui jet tempur Belarusia dan memasok sistem rudal Iskander-M guna mempertahankan Belarusia dari apa yang disebutnya sebagai "ancaman dari Barat".
Baca berita lain tentang Rusia di sini.