Di kota berpenduduk 22 juta itu, berbagai rumah duka dan krematorium berusaha melayani pelanggan. Di sisi lain, jumlah pekerja berkurang lantaran terkonfirmasi positif Covid-19.
Tiongkok sendiri belum mengumumkan adanya kasus kematian akibat Covid-19 sejak tanggal 7 Desember. Aturan pembatasan di negara itu juga mulai dilonggarkan.
Institute of Health Metrics and Evaluation, sebuah lembaga penelitian di Amerika Serikat, memperkirakan akan ada lonjakan besar kasus. Bahkan, ada kemungkinan lebih dari 1 juta warga Tiongkok meninggal akibat Covid-19 pada tahun depan.
Seorang jurnalis Reuters melaporkan ada sekitar 30 mobil jenazah yang berhenti di jalan yang menuju ke rumah duka Dongjiau. Rumah duka itu digunakan untuk krematorium korban Covid-19 di Beijing.
Di antara puluhan mobil itu terdapat ambulans dan gerobak pengangkut jenazah. Jenazah tersebut menunggu diangkut ke ruang persiapan kremasi. Sementara itu, terdapat tiga cerobong asap di krematorium yang terus mengepul.
Baca: Beredar Video Bentrokan Tentara India vs. Tiongkok, Tongkat & Batu Jadi Senjata
Beberapa meter dari krematorium itu, terlihat ada sekitar 20 jenazah yang diletakkan di lantai. Belum diketahui apakah mereka meninggal karena Covid-19.
Seorang petugas parkir dan pemilik toko guci di rumah pemakaman itu mengatakan jumlah kematian meningkat pada periode ini. Jumlah itu naik setelah pemerintah melonggarkan pembatasan.
"Mobil dan pekerja kami kini lebih sedikit," kata seorang staf Rumah Duka Miyun kepada Reuters.
"Banyak pekerja kami yang terkonfirmasi positif." Dia juga mengatakan ada kenaikan permintaan layanan kremasi.
Baca: Tiongkok Disebut Sedang Siapkan Dalih untuk Latihan Serangan ke Taiwan
Staf itu bahkan menyebut ada satu jenazah yang terpaksa disimpan 3 hari sebelum bisa dikremasi.
"Anda sendiri bisa membawa jenazahnya ke sini. Belakangan ini rumah duka ini sibuk."
Belum diketahui dengan jelas apakah menaiknya jumlah permintaan itu disebabkan oleh jumlah kematian akibat Covid-19.
Terakhir kali Tiongkok mengumumkan kasus kematian akibat Covid-19 ialah tanggal 3 Desember lalu. Sementara itu, Beijing terakhir kali mengumumkan kasus kematian tanggal 23 November.
Kendati demikian, kantor berita Caixin pada hari Jumat lalu melaporkan ada dua wartawan kawakan di Bejing yang meninggal akibat Covid-19. Sehari kemudian Caixin kembali melaporkan kasus kematian, kali ini menimpa seorang mahasiswa kedokteran di Sichuan.
Di sisi lain, Komisi Kesehatan Nasional masih belum melaporkan kasus kematian baru. Kini tercatat resmi ada 5.235 warga Tiongkok yang meninggal karena Covid-19.
Baca: Ada Banyak Protes, Tiongkok Mulai Ubah Kebijakan Penanganan Covid-19
Sejak melonggarkan pembatasan pada bulan lalu, Tiongkok meminta warganya untuk berada di rumah jika memiliki gejala ringan.
Ahli epidemiologi Tiongkok bernama Wu Zunyou memperkirakan akan ada 250.000 warga negara itu yang meninggal jika pelonggaran pembatasan diberlakukan sejak 3 Januari 2022.
Baca berita lain tentang Tiongkok di sini.