Sopir Ambulans Dilarang Hidupkan Sirine saat Masuk ke Komplek Sambo, Sebut Anggota Provos yang Minta

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sopir ambulans Ahmad Syahrul Ramadhan sempat menyaksikan langsung kondisi jenazah Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022 lalu.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ahmad Syahrul mengatakan dia diminta mematikan sirine ambulans saat masuk ke Komplek Polri Duren Tiga oleh anggota Provos.

Syahrul pun menceritakan kaca mobilnya yang diketuk oleh orang saat sampai di Rumah Sakit Siloam Duren Tiga.

"Mas, sini, Mas, saya yang pesan ambulans, beliau naik motor,” ujar Syahrul, dilansir dari Kompas.

Syahrul lalu mengatakan dirinya diarahkan untuk masuk ke Komplek Polri Duren Tiga.

Kemudian mobilnya kembali dihentikan anggota Provos saat sampai di gapura perumahan Duren Tiga.

“Di situ ada anggota Provos, lalu saya disetop. ‘Mau ke mana dan tujuan apa?'” kata Syahrul menirukan suara petugas Provos.

Sopir ambulans tersebut lalu menunjukkan lokasi titik penjemputan di Komplek Polri Duren Tiga.

Baca: Hasil Olah TKP Kematian Brigadir J Dilarang Disebarluaskan, Sambo: Jangan Ngomong Kemana-mana Dulu

Baca: Pakar Sebut Hakim Tahu Susi ART Ferdy Sambo Berbohong dalam Persidangan Kematian Brigadir J

Namun, Syahrul justru diminta mematikan sirene atau rotator mobil ambulans saat memasuki kompleks.

“Katanya (anggota Provos), 'Ya sudah, Mas, masuk saja lurus, minta sirene ambulansnya dimatikan'” lanjut Syahrul masih menirukan percakapan.

Awalnya Syahrul yang menjadi sopir ambulans pengangkut jenazah Brigadir J itu mendapat telepon dari call center tempatnya bekerja, yakni di PT Bintang Medika sekitar pukul 19.08 WIB.

Telepon tersebut untuk penjemputan orang sakit.

Detik-detik Ahmad Syahrul Sopir Ambulans Ceritakan Saat Mengangkut Jenazah Brigadir Yosua (Dok. Kompas TV)

Syahrul juga mengaku belum tahu tempat penjemputan saat itu.

“Lalu, saya prepare untuk jemput ke lokasi. Saya belum tahu (tempat penjemputan) saat itu, lokasinya maps,” ujar Syahrul.

Lalu kira-kira pukul 19.13 WIB ada nomor tidak dikenal mengirimi pesan singkat lewat WhatsApp (WA) untuk menanyakan lokasinya.

“Saudara dari mana?" tanya hakim ketua Wahyu Iman Santosa.

“Pancoran Barat 7,” sahut Syahrul.

Lalu Syahrul mulai menuju ke titik penjemputan di Duren Tiga lewat jalan Tegal Parang.

Baca: Samual Ngaku Sempat Percaya Skenario Tembak Menembak Sambo Karena Pangkat Kadiv Propam

Baca: Sosok AKP Rifaizal Samual, Polisi yang Sempat Cecar Bharada E dan Disentil Sambo

Ahmad Syahrul mengatakan mayat korban tidak langsung dibawa ke kamar mayat.

Syahrul mengaku sempat heran saat diminta mengantar jenazah Brigadir Yosua ke IGD bukan ke kamar jenazah langsung.

“Biasanya saya langsung ke kamar jenazah,” kata Syahrul menirukan ucapannya saat kejadian.

Lima saksi kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yakni petugas Swab di Smart Co Lab Nevi Afrilia dan Ishbah Azka Tilawah, Sopir Ambulans Ahmad Syahrul Ramadhan, Legal Counsel pada provider PT. XL AXIATA - Viktor Kamang dan Provider PT Telekomunikasi Seluler bagian officer security and Tech Compliance Support - Bimantara Jayadiputro dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022). (KOMPAS.com / IRFAN KAMIL)
Halaman
123


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer