Menurut intelijen Ukraina, drone yang dikirim termasuk drone berjenis Shahed-136, Mohajer-6, dan Arash-2. Drone tersebut akan dikirim ke Pelabuhan Astrakhan lewat Laut Kaspia.
Melansir pemberitaan The Guardian, (2/11/2022), drone tidak akan tiba dalam bentuk jadi. Rusia sendiri yang akan merakit sendiri drone itu.
Keberadaan drone buatan Iran di Ukraina telah diketahui sejak bulan September lalu. Ukraina mengklaim telah menembak jatuh lebih dari 300 drone Iran yang digunakan tentara Rusia.
Sementara itu, seorang pejabat Barat mengatakan Iran juga akan mengirim senjata lainnya kepada Rusia, termasuk rudal balistik jarak dekat.
Menurut dia, ada sekitar 1.000 unit senjata yang akan dikirim. Pengiriman terakhir ke Rusia termasuk 450 drone.
Baca: Daftar 4 Drone Paling Mematikan yang Digunakan dalam Perang di Ukraina
Belum diketahui dengan jelas kapan senjata itu tiba. Namun, pejabat tersebut meyakini senjata itu pasti sudah tiba sebelum akhir tahun ini.
Drone berperan penting dalam perang di Ukraina. Amerika Serikat (AS) dan Ukraina menuding Rusia membeli drone dari Iran. Dalam beberapa pekan belakangan, drone Iran digunakan untuk menyerang infrastruktur energi di Ukraina.
Baca: Iran Kirim Personel ke Krimea untuk Ajari Tentara Rusia Gunakan Drone
Drone Iran dikenal sebagai "amunisi yang berkeliaran" lantaran itu mampu berputar-putar di area sekitar target selama beberapa waktu. Kemudian, drone itu menyerang setelah target teridenfikasi.
Ukuran drone Iran kecil dan bisa diluncurkan dengan mudah. Drone ini juga sudah dideteksi dan bisa diluncurkan dari jarak jauh.
AS turut menuding Iran mengirimkan personel ke Krimea untuk membantu Rusia menggunakan drone. John Kirby, Koordinator Komunikasi di Dewan Keamanan Nasional, mengatakan keberadaan personel Iran menjadi bukti bahwa Iran terlibat langsung dalam konflik di Ukraina.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa personel militer Rusia yang berada di Krimea telah mengerahkan drone Iran, menggunakannya untuk melancarkan serang di seluruh Ukraina, termasuk serangan terhadap Kiev," kata Kirby dikutip dari CNN International.
Baca: Ukraina: Setengah Drone Kamikaze Rusia Buatan Iran Hancur dalam Sepekan
Sementara itu, juru bicara Pentagon, Pat Ryder, menyebut AS khawatir Rusia akan mencari tambahan senjata canggih dari Iran.
"Kami khawatir Rusia mungkin juga mencari tambahan senjata canggih dari Iran, misalnya surface-to-surface missiles, untuk digunakan di Ukraina.
Ukraina sendiri mengaku tidak punya sistem pertahanan yang efektif untuk melawan surface-to-surface missiles.
Baca berita lain tentang Rusia di sini.