Dikabarkan dalam tragedi Itaewon ada 151 orang tewas akibat berdesakan ketika merayakan Halloween di Itaewon pada Sabtu (29/10/2022) lalu.
"Pemerintah akan mencanangkan periode hari ini hingga insiden ini terkendali sebagai masa berkabung nasional dan akan memprioritaskan terkait urusan administrasi untuk pemulihan dan langkah-langkah lanjutan," kata Yoon, dikutip dari kantor berita Yonhap.
Perdana Menteri Korsel, Han Duck Soo, pun lalu menjelaskan lebih lanjut terkait masa berkabung tersebut ditetapkan sejak Minggu sampai Sabtu (5/11/2022) mendatang.
Pemerintah Korea Selatan pun akan membangun altar untuk berduka di Seoul.
Baca: Aktor Lee Ji Han Mantan Kontestan Produce 101 Season 2 Meninggal Dunia dalam Tragedi Itaewon
Baca: Tragedi Halloween Itaewon, Korea Selatan
Di altar tersebut nantinya warga bisa mengenang orang-orang yang mnjadi korban dalam tragedi Itaewon.
Tragedi Halloween Itaewon dianggap tragis lantaran 151 orang itu tewas gara-gara berdesakan dan terinjak saat sedang merayakan Halloween di wilayah Itaewon.
Halloween yang dilakukan di Itaewon ini memikat antusias warga lantaran acara ini menjadi kali pertama dapat merayakan Halloween setelah tiga tahun terhalang pandemi Covid-19.
Presiden Yoon juga berjanji akan mengusut tuntas tragedi pesta Halloween di Itaewon ini.
"Yang paling penting adalah menentukan penyebab insiden dan mencegah insiden serupa. Kami akan menyelidiki penyebab insiden dan membuat perubahan fundamental agar insiden serupa tak terjadi di masa mendatang," jelasnya.
Tragedi Halloween Itaewon menjadi salah satu insiden massal terburuk di Korea Selatan.
Tercatat 149 orang tewas pada Sabtu (29/10/2022) malam di distrik ibu kota Seoul tersebut.
Laporan lokal yang dikutip kantor berita AFP menyebutkan, 100.000 orang memadati gang-gang sempit dan jalanan berliku di Itaewon untuk merayakan Halloween Sabtu malam.
Baca: Itaewon
Baca: 10 Rekomendasi Tayangan Horor di Netflix Menyambut Halloween, Ada Perempuan Tanah Jahanam
Distrik Itaewon adalah kawasan populer di kalangan anak muda Korea Selatan dan ekspatriat.
Para saksi mata menggambarkan kondisi saat detik-detik tragedi Halloween Itaewon, ketika orang-orang berebut untuk keluar dari kerumunan yang terhimpit satu sama lain.
Paramedis pun kewalahan oleh jumlah korban dan meminta orang-orang yang sedang melintas untuk memberikan pertolongan pertama.
"Ada begitu banyak orang yang didorong dan saya terjebak di antara kerumunan dan saya awalnya tidak bisa keluar juga," kata saksi bernama Jeon Ga-eul (30) kepada AFP. "Saya merasa seperti kecelakaan pasti akan terjadi."
Pemadam kebakaran melaporkan setidaknya 149 orang, termasuk dua orang asing, tewas dalam tragedi Halloween Itaewon yang terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan mengatakan, sekitar 150 orang terluka hingga Minggu (30/10/2022) pukul 6 pagi waktu setempat.
"Jumlah korban yang tinggi akibat dari banyak orang terinjak-injak selama acara Halloween," kata petugas pemadam kebakaran Choi Seong-beom kepada wartawan di tempat kejadian pada Minggu pagi, menambahkan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah.
"Orang-orang saling bertumpuk seperti kuburan. Beberapa secara bertahap kehilangan kesadaran mereka sementara beberapa tampak tewas saat itu," kata seorang saksi mata kepada kantor berita Yonhap.
Dalam wawancara dengan stasiun tv lokal YTN, Lee Beom-suk sebagai dokter yang memberikan pertolongan pertama kepada korban menggambarkan kekacauan di tragedi Halloween Itaewon.
"Ketika saya kali pertama mencoba CPR, ada dua korban tergeletak di trotoar. Tapi jumlahnya langsung melonjak setelah itu, melebihi jumlah responden pertama di tempat kejadian," kata Lee. "Banyak orang di sekitar datang untuk membantu kami dengan CPR."
"Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata," tambahnya. "Begitu banyak wajah korban pucat. Saya tidak bisa menemukan denyut nadi atau napas mereka dan banyak dari hidungnya berdarah. Ketika saya mencoba CPR, saya juga memompa darah keluar dari mulut mereka."
Di tempat kejadian yang sudah ditutup polisi dan bermandikan warna merah dari ratusan lampu yang berkedip, musik masih diputar dari beberapa bar.
Orang-orang yang lewat dengan kebingungan duduk di trotoar, memeriksa ponsel mereka.
Ada juga yang mencoba menghibur diri mereka sendiri, saling berpelukan, bahkan ketika yang lain--tampaknya tidak menyadari skala tragedi yang terjadi--terus merayakan perayaan tersebut.
Ju Young Possamai yakni seorang bartender di distrik Itaewon bercerita, dia sudah menghadiri beberapa pesta Halloween di Korea dan terkejut dengan tragedi ini.
"Sangat menyedihkan melihat sesuatu yang tidak pernah kami perkirakan," kata Possamai (24) kepada AFP. "Selalu ramai, tapi belum pernah terjadi hal seperti ini sebelumnya."
Tragedi Halloween Itaewon terjadi saat perayaan pertama pesta tersebut sejak pandemi pada 2020.
Kini warga Korea Selatan diizinkan tidak memakai masker di luar ruangan.