Menurut polisi, tindakan Usov itu sudah termasuk "melecehkan tentara Rusia". Usov ditahan di balik jeruji besi selama 15 hari dan didenda 50.00 rubel atau sekitar Rp11,9 juta.
Kelompok HAM bernama OVD-Info mengatakan peristiwa itu terjadi hari Rabu lalu, (12/10/2022).
Melansir pemberitaan The Times, (14/10/2022), awalnya pria beranak empat itu diberhentikan oleh polantas dan kemudian ditahan. Istri Usov melaporkan kejadian itu kepada aktivis.
Tidak diketahui lagu apa yang saat itu dia dengarkan dan mengapa lagu itu dianggap melecehkan tentara Rusia. Namun, diberitakan bahwa lagu itu adalah lagu yang berasal dari Ukraina.
Usov juga dihukum karena menolak mematuhi perintah polisi.
Baca: Rusia Dilaporkan Kirim Tunawisma ke Medan Tempur di Ukraina
Kasus yang mirip pernah terjadi bulan lalu. Saat itu beberapa orang yang menghadiri pesta pernikahan di Krimea didenda dan dipenjara karena memutar lagu "Chervona Kalyna", sebuah mars patriotik Ukraina.
Olga Valeya, pemenang kontes Miss Crimea, juga pernah didenda karena mengunggah video di media sosial Instagram. Dalam video itu dia dan temannya menyanyikan "Chervona Kalyna".
Temannya dikabarkan dipenjara 10 hari. Kedua wanita itu kemudian meminta maaf. Video permintaan maaf mereka diunggah oleh polisi setempat.
Baca: Apa yang Akan Dilakukan Barat jika Rusia Kerahkan Senjata Nuklir?
"Chervona Kalyna" menjadi lagu yang digunakan untuk menentang invasi Rusia ke Ukraina. Seorang penyanyi Ukraina bernama Andriy Khlyvnyuk pernah membuat versi capella lagu itu dan viral di media sosial. Rusia sendiri menganggap "Chervona Kalyna" sebagai "lagu kebangsaan para nasionalis Ukraina".
Bulan Maret lalu Rusia mengeluarkan undang-undang yang bisa memenjarakan dan mendenda orang-orang yang dianggap melecehkan atau mencemarkan nama baik tentara Rusia. Seseorang bisa kena tuntutan pidana jika berulang kali melakukannya.
Namun, frasa "mencemarkan nama baik" bisa ditafsirkan secara luas. Ribuan warga Rusia dikecam hanya gara-gara menyampaikan slogan antiperang dan menuliskan kata "No to war" di media sosial.
Baca: Intelijen Inggris: Belum Ada Tanda Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir
Seorang aktivis pernah didenda karena dianggap meremehkan "operasi militer khusus" Rusia di Ukraina. Sementara itu, seorang wanita di Kota Sochi didenda 30.000 rubel karena menggantung plakat berbunyi "Demi kematian. Demi Kemiskinan. Demi para pencuri yang berkuasa. Demi itulah mereka sekarat".
Beberapa guru juga dihukum karena mengungkapkan ketidaksukaan mereka akan perang kepada siswa.
Baca berita lain tentang Rusia di sini