Sanksi itu dijatuhkan karena Polisi Moral dituding menggunakan kekerasan dan ancaman dalam mengatur perilaku serta cara berpakaian wanita Iran.
Dalam pernyataannya, Inggris menyinggung kasus kematian Mahsa Amini (22), seorang wanita Iran yang meninggal setelah ditahan oleh Polisi Moral.
Kematian Amini memicu unjuk rasa besar-besaran di negara itu. Para demonstran meminta pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dilengserkan.
Kata Inggris, sanksi itu dijatuhkan kepada seluruh anggota Polisi Moral, termasuk Mohammed Rostami Chesmeh Gachi yang menjadi kepalanya serta Kepala Divisi Teheran, Haj AHmed Mirzaei.
Baca: Viral Video Siswi di Iran Lepas Hijab & Lempari Kepala Sekolah
"Sanksi ini menjadi pesan yang tegas bagi otoritas Iran. Kami akan meminta kalian bertanggung jawab atas penindasan wanita dan remaja putri, dan atas kekerasan yang mengejutkan yang kalian lakukan kepada rakyat kalian sendiri," kata Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly dalam pernyataan, dikutip dari Reuters.
Baca: Tak Kenakan Hijab saat Makan di Kafe, Wanita Iran Ditangkap
Di sisi lain, pihak berwenang di Iran menuding aksi unjuk rasa di negara itu didalangi oleh musuh-musuh Iran, termasuk Amerika Serikat (AS).
Sanksi ini dibuat menggunakan undang-undang Inggris yang dirancang untuk memaksa Iran mematuhi undang-undang HAM internasional. Dengan sanksi ini, pihak yang disanksi tidak bisa pergi ke Inggris. Selain itu, aset mereka yang berada di Inggris akan dibekukan.
Pekan lalu Kementerian Luar Negeri Inggris mengaku telah memanggil diplomat senior Iran. Pemanggilan itu dilakukan sehubungan dengan adanya penindakan keras dalam aksi unjuk rasa di Iran.
Baca: 1.200 Orang Ditangkap dalam Kerusuhan Iran, Ada 75 Orang Lebih Dilaporkan Tewas
Baca berita lain tentang Iran di sini