Uji coba itu merupakan respons Korsel dan AS atas peluncuran rudal balistik yang dilakukan oleh Korea Utara (Korut) sehari sebelumnya.
Rudal Korut tersebut berdaya jangkau menengah dan terbang melewati langit Jepang. Jepang sempat meminta warganya untuk berlindung.
Dikutip dari Reuters, dalam uji coba hari ini, militer Korsel mengatakan telah meluncurkan rudal berjenis Hyunmoo-2. Namun, rudal itu segera jatuh setelah ditembakkan. Tidak ada laporan korban jiwa atau luka.
Menurut militer Korsel, rudal itu membawa hulu ledak, tetapi tidak meledak. Korsel juga meminta maaf karena peluncuran itu telah membuat warganya khawatir.
Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam aksi penembakan rudal oleh Korut. Kecaman juga dilancarkan oleh Uni Eropa menyebut penembakan itu sebagai aksi provokasi yang sembrono. Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut Korut telah melanggar resolusi dari Dewan Keamanan (DK) PBB.
Baca: Korut Tembakkan Rudal Balistik, Warga Jepang Diminta Berlindung
DK PBB akan menggelar rapat pada hari ini untuk membahas tindakan Korut. Rapat itu digelar atas inisiasi AS. Di sisi lain, Tiongkok dan Rusia menolak rapat itu. Menurut kedua negara itu, DK PBB harus meredakan situasi di Semenanjung Korea.
Baca: Kapal Induk AS Tiba di Korsel, Kirimkan Pesan Peringatan untuk Korut
Rudal yang diluncurkan oleh Korut itu merupakan rudal pertama sejak tahun 2017 yang terbang hingga mencapai langit Jepang.
Pakar dan pejabat keamanan mengatakan rudal tersebut kemungkinan adalah barian Hwasong-12 yang diperlihatkan Korut tahun 2017. Rudal itu diduga menjadi bagian rencana Korut untuk menyerang markas militer AS di Guam, Pasifik.
Korut hingga kini masih bungkam mengenai jenis rudal yang baru saja ditembakannya. Penembakan rudal itu juga memicu kekhawatiran bahwa Korut bisa menggelar uji coba nuklir dalam waktu dekant.
Menteri Pertahanan Korsel Lee Jong-sup berujar parlemen Korut telah menyiapkan uji coba senjata. Kata dia, Korut mungkin akan menggunakan senjata yang lebih kecil untuk kepentingan operasional atau senjata yang lebih besar daripada senjata yang diuji sebelumnya.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol menyebut uji coba itu sebagai tindakan sembrono. Uji coba itu juga akan memicu respons dari Korsel dan sekutunya serta masyarakat internasional.
Baca: Bantah Tudingan AS, Korut Tegaskan Tak Jual Senjata kepada Rusia
Baca berita lain tentang Korea Utara di sini