Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tragedi Kanjuruhan adalah sebuah peristiwa mencekam yang terjadi pada dunia sepak bola.
Tragedi itu terjadi di Malang, Jawa Timur, Indonesia pada Sabtu, 1 Oktober 2022.
Akibat dari tragedi itu 127 orang meninggal dunia.
Jumlah korban yang meninggal dunia 34 di antaranya meninggal dunia di stadion dan sisanya di rumah sakit.
Selain itu, terdapat pula 180 orang yang masih dirawat di rumah sakit. (1)
Baca: Peristiwa Merah Putih di Manado
Sebab Kematian
Korban yang meninggal dunia pada Tragedi Kanjuruhan, Malang Indonesia ini adalah suporter sepak bola dan dua anggota Polri.
Penyebab meninggalnya para suporter yakni terinjak-injak.
Selain itu, penyebab lainnya adalah sesak nafas akibat semprotan gas air mata yang dilakukan oleh jajaran keamanan. (1)
Baca: Tragedi Trisakti
Kronologi Tragedi Kanjuruhan
Insiden kerusuhan bermula saat Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3.
Seusai pertandingan, ribuan Aremania mendesak masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan Malang.
Melihat ribuan suporter masuk ke lapangan, pihak keamanan dari Polri dan TNI langsung melakukan pengamanan.
Kejadian berlanjut dengan aksi lempar-lemparan antara suporter dengan petugas keamanan.
Lantaran kalah jumlah personel dan suporter tak dapat dikendalikan, petugas keamanan akhirnya mengeluarkan gas air mata.
Ada juga gas air mata yang mengarah ke tribun sehingga membuat suporter berusaha menyelamatkan diri.
Lantaran berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri, banyak suporter, baik pria maupun wanita yang jatuh dan terinjak.
Banyak juga yang mengalami sesak napas hingga akhirnya jatuh dan tak sadarkan diri. (2)
Baca: Peristiwa Malari
Tragedi stadion terbesar kedua sepanjang sejarah
Insiden di Kanjuruhan merupakan tragedi stadion sepak bola terbesar kedua dalam sejarah jika melihat jumlah korban meninggal.
Adapun kejadian paling memilukan dalam sejarah sepak bola terjadi pada 24 Mei 1964 di Estadio Nacional, Lima, Peru.
Saat itu, Peru bertanding melawan Argentina dalam kualifikasi Olimpiade. Peru tertinggal 0-1 dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir.
Namun, gol penyama kedudukan Peru dianulir oleh wasit. Hal itu kemudian menimbulkan kerusuhan yang mengakibatkan 328 orang tewas. (1)