Iran Murka, Tuding Barat Ikut Campur dalam Kasus Mahsa Amini

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa di dekat Gedung Putih, Amerika Serikat, berdemonstrasi atas kematian Mahsa Amini, (24/9/2022)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Iran marah atas pemberitaan Barat tentang kasus Mahsa Amini yang tewas setelah ditahan polisi moral.

Iran bahkan sudah memanggil duta besar Inggris dan Norwegia. Menurut Iran, Barat telah ikut campur dalam kasus Amini.

Protes turut dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian. Dia mengkritik Amerika Serikat (AS) yang dianggap mendukung para "pengacau".

Yang dimaksud Iran sebagai "pengacau" ialah orang-orang yang ikut berunjuk rasa atas kematian Amini (22).

Unjuk rasa besar-besaran muncul setelah Amini, seorang perempuan Kurdi, diberitakan meninggal saat ditahan polisi moral Iran. Amini ditahan karena dianggap melanggar aturan tentang jilbab.

Baca: Calon PM Inggris: Penikaman Salman Rushdie Jadi Peringatan bagi Barat tentang Iran

Dalam unjuk rasa yang terjadi di beberapa kota itu, para demonstran bentrok dengan aparat keamanan. Puluhan demonstran dilaporkan telah tewas. Namun, rinciannya tidak jelas karena pemerintah Iran membatasi infomasi.

Baca: Pejabat AS Perkirakan Iran Akan Kembali Serang Pasukan AS di Timur Tengah

Dikutip dari Reuters, (26/9/2022), Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borell, mengatakan Iran harus segera menghentikan penindakan keras terhadap para demonstran. Dia juga meminta akses internet di Iran dipulihkan. Kemudian, Borell mendesak digelarnya penyelidikan tentang dugaan pembunuhan Mahsa Amini.

Adapun Presiden Iran Ebrahim Raisi menyatakan negaranya menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat. Dia juga mengaku sudah memerintahkan penyelidikan mengenai kematian Amini.

Meski demikian, dia mengatakakan "tindakan mengacau" tidak bisa dibiarkan dan Iran harus bertindak tegas. Kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Raisi menyebut pemberitaan tentang Amini menggunakan "standar ganda" alias tidak adil.

Baca: Iran: Jika Rusia Tidak Memulai Perang di Ukraina, NATO Akan Memulainya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan), sedangkan Presiden President Ebrahim Raisi (tengah) mendengarkan keduanya, Gedung Konferensi Teheran, Iran, (19/7/2022). (MUSTAFA KAMACI / TURKISH PRESIDENTIAL PRESS SERVICE / AFP)

Duta besar dipanggil

Duta besar Inggris untuk Iran dipanggil sehubungan dengan adanya pemberitaan yang dilakukan oleh media berbahasa Persia yang bermarkas di London. Menurut Iran, media itu memiliki "sifat bermusuhan".

Kementerian Luar Negeri Inggris kemudian mengatakan bahwa negaranya mendukung kebebasan media. Inggris juga mengecam tindakan tegas yang dilakukan Iran terhadap para pengunjuk rasa dan jurnalis.

Iran turut memanggil duta besar Norwegia. Dia diminta menjelaskan "sikap ikut campur" yang diperlihatkan oleh Masud Gharakhani, seorang anggota parlemen Norwegia.

Gharakhani dituding mendukung para pengunjuk rasa di Iran. Politikus yang lahir di Iran itu mengungkapkan dukungannya melalui Twitter.

"Jika orang tua saya tidak pergi tahun 1987 silam, saya saat ini pasti menjadi salah satu dari mereka yang berjuang di jalanan, dengan nyawa saya berada dalam bahaya," kata Gharakhani melalui Twitter.

Baca: Putin Berkunjung ke Iran Hari Ini, Temui Ebrahim Raisi dan Erdogan

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Iran di sini

 



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer