Hal itu disampaikan Putin saat dia berpidato pada Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rusia, hari Rabu, (7/9/2022).
Dalam pidato tersebut, Putin marah karena menurutnya mayoritas gandum Ukraina diekspor ke negara-negara Eropa. Sementara itu, negara-negara berkembang hanya mendapat bagian yang sangat sedikit.
"Hanya 3 persen dari gandum yang diekspor Ukraina yang menuju ke negara-negara berkembang, sebagai besar menuju ke Eropa. Selama beberapa dekade terakhir, negara Eropa telah berperilaku seperti negara penjajah, mereka terus berperilaku seperti itu hingga saat ini," kata Putin dikutip dari CNN International.
"Sekali lagi mereka telah menipu negara-negara berkembang." "Mungkin perlu dipertimbangkan untuk membatasi ekspor gandum dan bahan pangan lainnya melalui rute ini."
Namun, menurut pemberitaan CNN International, Putin mengutip data yang salah. Data itu tidak sesuai dengan data PBB tentang ekspor gandum.
Baca: Xi Jinping dan Putin Akan Bertemu Langsung di Uzbekistan Pekan Depan
Menurut PBB, melalui Black Sea Grain Initiative, sekitar 30 persen dari gandum dan bahan pangan lainnya telah diekspor ke negara berpendapatan rendah dan dan menengah. Jumlah itu sekitar 700.000 metrik ton.
Dalam pidatonya, Putin turut menyinggung nama Presiden Turki Erdogan.
Baca: Bos Gandum & Salah Satu Orang Terkaya di Ukraina Tewas Terkena Rudal Rusia
"Saya pastinya akan membicarakan hal ini dengan Presiden Turki Erdogan karena dia dan sayalah yang merancang mekanisme untuk ekspor gandum dari Ukraina," kata dia.
"Sudah jelas bahwa dengan pendekatan ini, masalah pangan dunia hanya akan bertambah banyak, yang mampu memicu bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Invasi Rusia ke Ukraina dianggap sebagai biang kerok krisis pangan dunia karena militer Rusia memblokade pelabuhan-pelabuhan Ukraina. Namun, Rusia menolak kritik itu dan bersikeras mengatakan bahwa sanksi Barat-lah yang menyebabkan krisis tersebut.
Menurut data dari Organisasi Pangan dan pertanian di bawah PBB (FAO), beberapa negara sangat bergantung pada impor bahan pangan dari Ukraina. Negara-negara itu di antaranya Lebanon, Tunisia, Somalia, dan Libya.
Baca: Ukraina & Rusia Sepakati Perjanjian Ekspor Gandum dari Pelabuhan Laut Hitam
Ketika Rusia menyerbu Ukraina, produksi dan distribusi bahan makanan di Ukraina terganggu. PBB telah memperingatkan bahwa 49 juta warga dunia terancam kelaparan akibat perang di negara itu.
Gandum di Ukraina mulai bisa diekspor lagi sejak adanya Black Sea Grain Initiative bulan Juli lalu. Kesepakatan itu ditengahi oleh PBB dan Turki.
Baca berita lain tentang Vladimir Putin