Jokowi Belum Juga Naikkan Harga BBM Bersubsidi, Pengamat Ungkap Penyebabnya

Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo saat groundbreaking Pabrik Industri Baterai Kendaraan Listrik PT HKML Battery Indonesia, di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu, (15/09/2021) pagi.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Koodinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pekan lalu mengungkapkan rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.

Namun, sepekan berlalu pemerintah belum juga menaikkan harga BBM.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan pemerintah masih melakukan penghitungan guna memutuskan penanganan BBM bersubsidi yang terkenas imbas dari melonjaknya minyak mentah dunia.

“BBM semuanya masih pada proses dihitung dikalkulasi,” ujar Presiden Jokowi di Papua, Kamis, (1/9/2022), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Jokowi mengatakan pemerintah melakukan kalkulasi terhadap penanganan BBM bersubsidi tersebut dengan cermat dan hati-hati.

“Masih dalam proses dihitung dengan penuh kehati-hatian ya,” imbuh Jokowi.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai sebetulnya kajian yang diberikan pemerintah terutama para menteri, termasuk dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), telah lengkap serta rinci untuk menaikkan harga BBM.

Namun, ia berpendapat saat ini keputusan untuk menaikkan harga BBM berada di tangan Presiden Jokowi.

Baca: Daftar Harga BBM per 1 September 2022 Seluruh Indonesia, Pertalite Masih Stabil

“Jadi sekarang sebetulnya bolanya di tangan Pak Jokowi, sekarang pertimbangan politik,” ujar Faisal dikutip dari Kompas TV, Jumat (2/9/2022).

Faisal juga menyinggung rekam jejak Jokowi yang mampu menaikkan harga BBM tanpa membuat inflasi kejut yang tidak terlalu besar.

“Inflasi itu naik belasan persen tahun 2004 masih era Ibu Mega, Pak SBY. Pak Jokowi punya pengalaman 2014, kan tajam juga, harga BBM Pak Jokowi tidak menunggu waktu lebih dari sebulan, Oktober, November dia naikkan, inflasi hanya naik dari 4,99 persen menjadi 8,367 persen,” katanya.

“Kemudian kemiskinannya, 2005 tadi kemiskinannya naik dari 15,97 persen menjadi 17,75 persen. Kemiskinan yang naik tahun 2014 ke 2015, cuma dari 11,11 persen ke 11,18 persen,” imbuh dia.

Dia pun memuji Jokowi lantaran telah melakukan persiapan menyeluruh sebelum menaikkan harga BBM kala itu sehingga masyarakat yang berada dalam ekonomi ke bawah menjadi lebih siap.

Baca: Jokowi Perintahkan Penyaluran BLT Pengalihan Subsidi BBM Sebesar Rp 600 Ribu untuk 20,6 Juta Warga

“Pak Jokowi keren karena menyiapkan bantalannya sehingga orang miskinnya siap, walaupun semua tidak tepat sasaran,” kata Faisal.

Lalu, mengapa hingga kini pemerintah tak kunjung menaikkan harga BBM?

Faisal kembali mengingat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menunda-nunda kenaikan harga BBM.

Saat itu SBY mengadakan rapat bersama kabinet hingga 100 kali.

SBY kala itu tidak segera mengambil keputusan terkait kenaikan harga BBM, alhasil beban ini diwariskan kepada Jokowi yang menjabat sebagai presiden setelahnya.

Faisal menilai jika keputusan tidak segera diambil, beban inflasi justru makin berat.

Namun, pemerintah juga harus memiliki kemampuan mengendalikan harga serta kemampuan mengendalika kemiskinan sebelum menaikkan harga BBM bersubsidi.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)



Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer