Dikutip dari Kompas.com, polisi telah mengungkapkan peran dari masing kelima tersangka, yakni sebagai berikut.
- Ferdy Sambo: memerintahkan dan menyusun skenario penembakan;
- Bharada E: menembak Brigadir J;
- Bripka RR: membantu dan menyaksikan penembakan Brigadir J;
- Kuat Ma'ruf: membantu dan menyaksikan penembakan Brigadir J;
- Putri Candrawathi: terlibat pertemuan perencanaan pembunuhan terhadap Yosua.
Proses rekonstruksi yang digelar di rumah pribadi dan rumah dinas Ferdy Sambo kian membuat kasus pembunahan Brigadir terang benderang.
Berdasarkan tayangan YouTube Polri TV, proses rekonstruksi dimulai dari adegan di rumah Sambo di Magelang, Jawa Tengah, yang terjadi pada Kamis (7/7/2022).
Baca: Aksi Keji Ferdy Sambo, Perintahkan Eksekusi hingga Tembak Kepala Brigadir J yang Telah Terkapar
Rekonstruksi tersebut digelar di aula kediaman Sambo di Jalan Saguling, Jakarta Selatan.
Dalam rekonstruksi itu pula menampilkan adegan Putri Candrawathi terbaring di tempat tidur.
Kemudian, Kuat Ma'ruf selaku asisten rumah tangga (ART) berdiri di samping Putri.
Ketika berbaring itu, Putri terlihat menelepon menggunakan ponselnya, tetapi tidak diketahui siapa yang Putri hubungi.
Tak lama kemudian Kuat keluar dari ruangan yang diduga kamar tidur tersebut.
Di luar ruangan itu, ia bertemu dengan ajudan Putri, Bripka RR.
Baca: Momen Mesra Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Brigadir J
Namun, tidak diketahui perbincangan apa yang dilakukan oleh Kuat dan Bripka RR.
Setelah itu, Bripka RR menghampiri Putri di kamar.
Ia berdiri di samping tempat tidur Putri selama beberapa saat, lalu keluar kamar dan menemui Bharada E.
Di situ, Bripka RR menyerahkan senjata kepada Bharada E.
Kemudian, adegan memperlihatkan Brigadir J masuk ke kamar tempat Putri berbaring.
Brigadir J duduk di lantai samping tempat tidur.
Sayangnya, tidak diketahui perbincangan antara keduanya.
Proses rekonstruksi kemudian berlanjut ke TKP penembakan, yaitu rumah dinas Sambo yang terletak di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pukul 17.06 WIB, Brigadir J, Bripka RR, Kuat, dan Putri Candrawathi pergi menuju rumah Duren Tiga.
Baca: Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J Akan Digelar Selasa Depan, Bharada E Bakal Dihadirkan Langsung
Kelimanya berada dalam satu mobil.
Tiba di rumah Dureng Tiga, Sambo juga nampak turut memasuki rumah.
Kemudian, Sambo, Brigadir J, Bharada E, Bripka RR, dan Kuat berkumpul di ruang tengah lantai 1 rumah itu.
Sedangkan Brigadir J berdiri di depan tangga.
Namun, sebelum ditembak, Sambo nampak marah terhadap Brigadir J.
Kemudian, Sambo menyuruh Bharada E yang berdiri di samping Brigadir J untuk menembak.
"Woy kamu tembak, kau tembak cepat, cepat woy kau tembak!" teriak Sambo ke Bharada E.
Baca: Kuasa Hukum Sebut Ferdy Sambo & Putri Bakal Hadiri Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Brigadir J
Ketika itu, Brigadir J nampak membungkukkan badan sambil mengangkat kedua tangannya di depan dada.
Brigadir J seperti hendak menghindar dan memohon supaya tidak ditembak.
Pukul 17.12 WIB, Bharada E melepaskan 3 atau 4 kali tembakan.
Tembakan tersebut diduga mengenai rahang serta bahu sebelah kanan Brigadir J.
Seketika, tubuh Brigadir J langsung terkapar.
Tubuhnya tertelungkup di samping tangga depan gudang dengan kondisi bersimba darah.
Ferdy Sambo yang kala itu meminta pistol yang dipakai Bharada E dan menembak bagian belakang kepala Brigadir J.
Lalu, Sambo mengambil pistol yang berada di pinggang Brigadir J.
Sambo pun melepaskan sejumlah tembakan ke arah dinding dekat tangga dan di atas lemari dekat langit-langit menggunakan psitol tersebut, membuat seolah-olah terjadi peristiwa baku tembak.