Shkarlet mengatakan tentara Rusia ingin "membasmi sekolah yang dijalankan secara sembunyi-sembunyi" di area yang mereka kuasai.
Kata dia, Rusia berusaha menerapkan kurikulum Rusia di sekolah Ukraina demi menghapus sejarah dan identitas Ukraina.
"Mereka menangkapi orang-orang di Kota Kherson yang mengajar dengan kurikulum Ukraina, dan membakar buku-buku Ukraina. Ini tindakan barbar, pada abad ke-21," kata Shkarlet dikutip dari The Times.
Shkarlet berujar sebagian besar guru Ukraina di area yang kini dikuasai tentara Rusia telah menolak pemberlakukan kurikulum Rusia.
Namun, tindakan penolakan ini memunculkan banyak penangkapan dan intimidasi.
Baca: Rusia Sebut Tak Butuh Senjata Nuklir untuk Capai Tujuannya di Ukraina
"Rusia menangkap para guru, menahan mereka selama beberapa hari, menyiksa mereka dan kemudian melepas mereka," ujarnya.
"Mengapa menangkap seseorang karena profesinya? Ini kejam," katanya.
"Saya bangga karena 97 persen tenaga kependidikan kami menolak menyerah dan bekeja pada pihak penyerbu."
Selain mendesak penggunaan bahasa Rusia, Kremlin juga meluncurkan buku-buku sekolah yang tidak menyinggung peristiwa kelam dalam sejarah Ukraina.
Salah satu peristiwa yang dihapus adalah tragedi kelaparan 1930-an yang dikenal sebagai Holodomor.
Baca: Ukraina Minta Rusia Kembali Disanksi karena Bahayakan PLTN Terbesar di Eropa
Tragedi itu disebabkan oleh kebijakan kolektivisasi era Stalin dan menewaskan empat juta warga Ukraina.
Rusia juga menghapus nama "Kievan" dari nama kerajaan kuno Kievan Rus yang dulu menempati wilayah yang saat ini menjadi wilayah Ukraina dan Rusia.
Di Kherson, kota pertama yang jatuh ke tangan Rusia, pemerintahan pendudukan berupaya memaksakan agendanya kepada para guru di sana sejak bulan Mei lalu.
Pemerintahan pendudukan mengancam akan memberikan "pelatihan kembali" di Krimea.
Adapun di Krimea sendiri siswa sekolah diminta untuk mempelajari mars patriotik dan berparade dengan formasi "Z" untuk menunjukkan dukungan kepada tindakan invasi Rusia di Ukraina.
Baca: Pejabat Ukraina Diminta Berhenti Berkoar-koar tentang Kampanye Militer Melawan Rusia
Media Rusia mendesak guru-guru yang melawan untuk ditembak atau "dikirim ke gulag".
Kepada The Times, warga Kherson mengonfirmasi tudingan penangkapan dan penyiksaan terhadap guru Ukraina.
Mereka juga berkata tentara Rusia telah mengambil alih beberapa sekolah di sana dan mengubahnya menjadi barak militer.
Beberapa guru di Kherson memilih menutup sekolah dan mencari cara lain untuk mengajar para siswa.
Ini terpaksa dilakukan karena mereka menolak menuruti permintaan Rusia.
Menurut Shkarlet, para guru kini menggunakan kanal YouTube dan bahkan kanal televisi nasional Ukraina untuk menyiarkan pelajaran sekolah.
Baca: AS Siapkan Bantuan Keamanan $1 Miliar untuk Ukraina, Terbesar Sejauh Ini
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini