Virus Langya pertama kali terdeteksi di Provinsi Shandong dan Henan tahun 2008.
Kendati demikian, virus Langya baru resmi diidentifikasi oleh ilmuwan pekan lalu.
Ilmuwan memperkirakan virus Langya menyebar dari hewan ke manusia.
Para peneliti mendapati adanya RNA virus LayV pada lebih dari seperempat tikus curut yang diteliti.
"Temuan yang menunjukkan bahwa tikus curut mungkin menjadi inang virus ini," demikian pernyataan peneliti, dikutip dari The Guardian.
Virus ini juga terdeteksi pada sejumlah kambing peliharaan dan anjing.
Baca: Kemenkes Sebut Varian Virus Corona XE Belum Ditemukan di Indonesia : Waspada Bisa Saja Ada
Penyelidikan awal mengenai virus ini dijelaskan dalam hasil penelitian yang terbit di New England Journal of Medicine.
Orang-orang yang terinfeksi mengalami sejumlah gejala, misalnya demam, kelelahan, batuk, kehilangan nafsu makan, dan nyeri otot.
Ilmuwan menyebut seluruh pasien mengalami demam. Virus ini juga menjadi satu-satunya patogen potensial yang ditemukan pada 26 dari 35 pasien.
Oleh karena itu, demam pada pasien diduga disebabkan oleh virus Langya. Hingga kini belum ada laporan kematian akibat virus ini.
Baca: Pakar: Mirip Covid-19, Cacar Monyet Tak Bisa Disetop Penyebarannya dengan Pembatasan
Prof. Wang Linfa dari Sekolah Kedokteran Duke-NUS mengatakan sejauh ini kasus infeksi Langya tidak menimbulkan gejala berat. Dia juga meminta masyarakat tidak panik.
Belum diketahui dengan jelas apakah virus ini bisa disebarkan dari manusia ke manusia.
Sebagian besar pasien berprofesi sebagai petani. Lainnya ada yang berprofesi sebagai pekerja pabrik.
"Pelacakan kontak terhadap sembilan pasien dan 15 anggota keluarga yang berkontak erat menunjukkan tidak ada penularan Layv melalui kontak erat, tetapi ukuran sampel kami terlalu kecil untuk menentukan status penularan dari orang ke orang," demikian pernyataan para peneliti.
Ilmuwan telah meneliti genom LayV dan mendapati bahwa virus itu termasuk henipavirus.
Baca: Rusia Klaim Temukan Lab Biologi di Ukraina untuk Eksperimen Sampel Virus Corona dari Kelelewar
LayV erat kaitannya dengan virus Mojiang yang ditemukan di Tiongkok bagian selatan.
Pada hari Minggu lalu Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan mengatakan akan melakukan genome sequencing dan langkah pengawasan terhadap virus Langya.
Wakil Dirjen Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Chuang Jen-hsiang, berujar pihaknya sedang meneliti asal penularan.
Pihaknya juga akan bekerja sama dengan Dewan Pertanian untuk menyelidiki penyakit mirip yang ada pada spesies hewan asli di Taiwan.
Baca berita lain tentang virus Langya di sini