Records of Rainy Days menjadi buku kesebelas yang ditulis oleh Naela Ali dan terbit tanggal 3 Agustus 2022.
Buku ini masih menjadi bagian dari seri Stories for Rainy Days.
Berdasarkan siaran pers yang diterima, Records of Rainy Days masih seperti seri sebelumnya yang berisi cerpen-cerpen yang bisa dinikmati pembaca kala hari tengah hujan.
Namun, tulisan-tulisan dalam buku ini lebih pendek atau singkat dibandingkan dengan sebelumnya.
"Sesuai dengan judulnya, Records, buku ini berisi catatan-catatan di hari hujan. Temanya lebih banyak ke nostalgia, tentang mengenang dan mengikhlaskan masa lalu," tulis dia.
Menurut penulis sekaligus pekerja bidang desain grafis ini, tulisan-tulisan dalam Records of Rainy Days sudah dihimpunnya sejak tahun 2019.
Kendati demikian, saat itu dia belum punya rencana untuk menerbitkan atau membukukan tulisan-tulisan itu.
Baca: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Suatu ketika terlintas ide dalam benaknya untuk membuat buku seri Stories of Rainy Days. Ia kemudian mulai memilah-milah tulisan lamanya.
Buku terbaru ini terdiri atas tiga bagian: "Records on Me", "Records of You", dan "Records of US".
Masing-masing menyajikan kisah-kisah hangat sesuai dengan judulnya.
Menurutnya, di dalam buku itu, tulisan yang paling berkesan baginya adalah "The Door".
"The Door" mengisahkan seseorang yang sudah menutup pintu masa lalunya dan selanjutnya menghadapi pintu baru di depannya.
"Haruskan aku mencoba sesuatu yang baru dengan segala ketidakpastiannnya, atau tetap di tempat yang aman, tetapi merasakan kehampaan? Ini juga yang menjadi kegelisahan aku dan banyak orang lain," kata Naela.
Baca: Leila Salikha Chudori
Peluncuran Records for Rainy Days sendiri merupakan peluncuran pertama yang dilakukan Naela secara tatap muka sejak pandemi.
Kini dia bisa bertemu langsung dengan para pembaca dan mengisahkan cerita di balik karya ini.
Dalam peluncuran itu, diundang pula sejumlah klub literasi atau klub diskusi buku yang ada di Yogyakarta.
Naela lahir di Jakarta tahun 1993 dan mulai menerbitkan buku tahun 2016.
Ia tidak mendapat pendidikan formal dalam bidang sastra, tetapi desain komunikasi visual (DKV).