Kamaruddin mengatakan pengancam tersebut ada di antara sejumlah ajudan Kadiv propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Dia bahkan menyebut pengancam adalah satu di antara orang yang berfoto bersama yang di dalamnya ada Brigadri J dan Bharada E.
"Orang yang mengancam ini saya sudah kantongi namanya. Kalau pernah lihat sejumlah foto yang mereka foto bersama itu salah satu yang mengancam itu ada dalam foto itu. Yang jelas bukan Bharada E," kata Kamaruddin, Senin (25/7/2022), dikutip dari Tribunnews.
Kamaruddin mengatakan Brigadir J telah mendapat ancaman pembunuhan sejak Juni lalu hingga membuatnya menangis.
Brigadir J diancam apabila naik ke atas. Namun, sosok yang memberikan ancaman belum disebutkan.
Brigadir J mendapatkan ancaman terakhir pada Kamis 7 Juli 2022 saat berada di Magelang. Saat itu Brigadir J sedang mengawal atasannya.
Kamaruddin pun menyebut perlu diusut sebenarnya tentang ada apa di Magelang.
Hal ini lantaran sampai membuat almarhum Brigadir Yosua sangat ketakutan di sana.
Baca: Akhirnya Keberadaan Bharada E Terungkap, Pelaku Baku Tembak Brigadir J ini Minta Perlindungan LPSK
Baca: Istri Ferdy Sambo dan Bharada E Tak Hadir dalam Prarekonstruksi, Polisi: Nanti Pas Rekonstruksi
"Ini dikaitkan lagi pada bulan Juni, dia sampai menangis saking takutnya, mengadu kepada orang yang dia percaya,"
"Di situ diancam, apabila naik ke atas, akan dihabisi atau dibunuh," kata Kamaruddin Simanjuntak, dikutip dari Tribun Jambi.
Dia mengungkapkan ancaman tersebut ada dalam rekaman bukti elektronik.
Akan tetapi, Kamaruddin belum mengetahui soal makna naik ke atas yang dimaksud dalam ancaman tersebut.
"Makna naik ke atas inilah yang jadi tugas penyidik, karena temuan itu, sudah kami serahkan ke penyidik utama, supaya digali, melibatkan tim siber dan yang ahli di bidang itu," ungkapnya.
Soal orang yang dipercaya ini, ucap Kamaruddin, masih dirahasiakan orangnya, dan bukan anggota keluarga.
Berikut transkrip percakapan Yosua di grup WhatsApp keluarga, yang diperoleh pada Jumat (15/7/2022).
Berdasarkan data yang diperoleh Tribunnews, aplikasi WhatsApp Yosua Hutabarat terakhir kali aktif pada pukul 17.05, Jumat (8/7/2022).
Anggota keluarga mengirimkan foto keluarga di Grup WA sedang berada di pemandian air panas Sipoholon, Tarutung.
Lokasi pemandian itu pernah jadi tempat mereka main sewaktu kecil.
Komentar Brigadir Yosua: asyik sekali!!!
Pukul 12.58: anggota keluarga kirim foto ibu di grup WhastApp.
Pukul 13.02: akun Yosua membaca pesan foto namun tidak ada respon.
Pukul 17.05: riwayat WhatsApp aktif terakhir.
Diberitakan sebelumnya, Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J, meninggal meninggal dunia pada Jumat (8/7/2022).
Jenazahnya dibawa kemudian ke Jambi keesokan harinya dengan menggunakan pesawat.
Pemakaman dilakukan pada Senin (11/7/2022) sore.
Baca: Tak Pernah Muncul, Eks Kadiv Humas Polri Sebut Bharada E Bisa Saja Diisolasi atau Mengisolasi Diri
Baca: Kompolnas Bakal Selidiki Kebenaran Alasan Ferdy Sambo yang Ngaku Tes PCR saat Insiden Baku Tembak
Pihak kepolisian baru memberikan respons dan pernyataan resmi soal kematian Yosua ini pada Senin, (11/7/2022), pukul 14.38.
Penjelasan disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan.
Pada pernyataan awal itu dia mengatakan, Brigadir J hendak masuk ke rumah salah satu pejabat Polri di rumah dinas Duren Tiga.
"Kemudian ada anggota lain atas nama Bharada E menegur, dan saat itu yang bersangkutan mengacungkan senjata. Kemudian melakukan penembakan, dan Bharada E tentu menghindar dan membalas tembakan Brigadir J," tuturnya.
Akibat penembakan itu, Brigadir J meninggal dunia.
Selanjutnya, pada hari yang sama pukul 19.50, Brigjen Pol. Ramadhan kembali lakukan konfrensi pers tentang kematian Yosua.
Pada konpres kedua ini, dia menyebut baku tembak di dalam rumah bermula dari pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Kadiv Propam di kamar pribadi Kadiv Propam.