Serangan itu dilaporkan merusak bangunan sipil dan sebuah pusat kebudayaan di Vinnytsia.
Tim SAR mengatakan masih ada 39 orang yang dinyatakan hilang setelah serangan terjadi, Kamis (14/7/2022).
Kepala Polisi Nasional Ukraina, Ihor Klymenko, mengatakan baru enam jenazah yang berhasil diidentifikasi.
Dikutip dari The Guardian, sebanyak 66 orang dilarikan ke rumah sakit. Lima di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Jumlah korban yang mengalami luka parah mencapai 34 orang.
Wakil Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko, mengatakan serangan itu berasal dari rudal yang ditembakkan oleh kapal selam Rusia di Laut Hitam.
Baca: Ukraina Serang Balik Tentara Rusia di Kherson, Hancurkan Gudang Senjata
Militer Rusia tidak segera mengonfirmasi serangan itu.
Namun, Kepala TV Russia Today, Margarita Simonyan, mengaku diberi tahu militer bahwa serangan itu menargetkan bangunan di Vinnytsia yang berisi "Nazi Ukraina".
Serangan itu dicela oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Menurut Zelenskiy, serangan itu merupakan "tindakan terorisme secara blak-blakan".
Kota itu terletak jauh dari garis depan pertempuran. Selain itu, serangan tersebut terjadi pada pagi hari ketika jalanan penuh dengan warga sipil.
Baca: Bertemu di Meja Perundingan, Ukraina & Rusia Bahas Krisis Gandum Dunia
Vinnytsia adalah salah satu kota terbesar di Ukraina dengan jumlah penduduk mencapai 370.000.
Di kota itu terdapat ribuan warga sipil yang mengungsi dari Ukraina timur yang kini menjadi fokus serangan Rusia.
Ada sejumlah foto korban serangan yang beredar di media sosial.
Salah satunya memperlihatkan seorang balita tewas. Sementara itu, ibu balita itu berhasil selamat, tetapi kehilangan satu kaki.
"Seorang anak perempuan menjadi salah satu korban tewas di Vinnytsia hari ini, dia berumur 4 tahun, namanya Liza," kata Zelenskiy.
"Anak itu berumur 4 tahun! Ibunya dalam kondisi kritis."
Baca: AS Sebut Iran Bakal Kirimkan Ratusan Drone ke Rusia, Akan Digunakan di Ukraina
Serangan itu terjadi ketika para Menteri Luar Negeri dan Menteri Kehakiman negara-negara Uni Eropa sedang menggelar rapat di Den Haag tentang dugaan kejahatan perang yang dilakukan Rusia.
Dalam rapat itu, Menteri Luar Negeri Rusia Dmytro Kuleba mengatakan Rusia harus bertanggung jawab atas tindakannya di Rusia.
"Semua kami inginkan adalah kejahatan dalam agresi tidak dibiarkan saja," kata Kuleba.
Baca: Pejabat Tinggi PBB Minta Rusia Hentikan Perang Tak Berguna di Ukraina
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini