Peristiwa setaranya nilai dolar dengan euro ini adalah yang pertama kalinya dalam dua dasawarsa terakhir.
Euro bernilai $1 pada hari Selasa atau turun sekitar 12 persen sejak awal tahun ini.
Turunnya mata uang ini dikaitkan dengan adanya inflasi tinggi dan ketidakpastian pasokan energi akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Dilansir dari CNN International, sebelum invasi terjadi, Uni Eropa mendapatkan sekitar 40 persen kebutuhan gasnya dari pipa Rusia.
Namun, Eropa kini berusaha mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas Rusia.
Pada waktu yang sama Rusia juga memangkas pasokan gas ke sejumlah negara Eropa.
Baca: Uang Kertas 20 Dolar AS dengan Tempelan Stiker Pisang ini Dilelang Seharga Rp 1,7 Miliar, Kok Bisa?
Krisis energi di Eropa muncul bersamaan dengan perlambatan ekonomi. Mulai muncul keraguan apakah Bank Sentral Eropa (ECB) bisa mengetatkan kebijakannya demi mengurangi inflasi.
Bulan ini ECB mengumumkan akan meningkatkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2011 karena inflasi di Eropa mencapai 8,6 persen.
"Mengingat karakteristik ekspor Jerman yang sensitif terhadap harga komoditas, sulit untuk memperkirakan bahwa neraca perdagangan bisa meningkat signifikan dari sini pada beberapa bulan mendatang, mengingat perkiraan adanya perlambatan dalam ekonomi Eropa," kata pakar dari Saxo Bank, dikutip dari CNN International.
Kata dia, dinaikkannya suku bunga secara agresif oleh bank-bank sentral, termasuk the Fed (bank sentral AS), dan melambatnya ekonomi membuat mata uang euro tetap tertekan.
Baca: Elon Musk Sindir Jeff Bezos Ingin Hidup Abadi Karena Berinvestasi Jutaan Dolar di Startup Anti-Aging
Para investor kemudian menganggap dolar AS sebagai mata uang yang aman.
The Fed AS melakukan kebijakan yang lebih agresif daripada bank-bank sentral di Eropa dalam menaikkan suku bunga.
Bahkan, suku bunga di AS diperkirakan naik lagi bulan ini.
Deutsche Global Head of FX Research, George Saravelos, mengatakan nilai euro bisa saja di antara $0,95 hingga $0,97.
"Jika Eropa dan US tergelincir dalam resesi yang lebih besar pada kuartal ketiga saat the Fed masih menaikkan suku bunga," kata Saravelos.
Baca: Ivanka Trump Dituding Salahgunakan Uang Amal 1 Juta Dolar AS untuk Pelantikan Trump Tahun 2017
Baca berita lainnya tentang dolar AS di sini