Banyak orang menyantap berbagai hidangan daging, terutama daging sapi dan kambing saat momen hari raya Idul Adha.
Meski demikian, mengonsumsi daging sapi bisa saja menimbulkan masalah pada kesehatan jika daging tersebut tidak diolah dengan benar.
Sebab, daging sapi yang tidak dimasak dengan benar akan mengundang penyakit karena adanya bakteri.
Lantas, bagaimana mengolah cara daging sapi yang sehat?
Umumnya, daging sapi dijadikan sebagai bahan beragam masakan, seperti sate, gulai, oseng, rendang, soto, sup, dan lainnya.
Daging sapi terdiri dari protein dan lemak yang jumlahnya bervariasi.
Berikut adalah kandungan nutrisi yang terkandung dalam seporsi daging sapi (setara dengan 85 gram atau sepotong steak):
- 179 kalori
- 7,9 gr lemak
- 3,0 gr lemak jenuh
- 73,1 mg kolesterol
- 2,9 mg zat besi
- 25 gr protein
Selain itu, daging sapi juga mengandung beberapa vitamin dan mineral, seperti:
- Vitamin B12 yang penting untuk pembentukan darah dan sistem saraf
- Seng yang baik untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
- Selenium yang dapat membantu berbagai fungsi tubuh
- Niasin atau vitamin B3 yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung
- Vitamin B6 yang penting untuk pembentukan darah dan metabolisme energi
- Fosfor yang berfungsi untuk pemeliharaan tubuh
Kandungan nutrisi dalam daging sapi yang bermanfaat bagi tubuh bisa didapatkan jika kita mengolahnya dengan baik, dan tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Ada beberapa cara hal yang bisa dilakukan untuk mengolah daging sapi agar terjaga kesehatannya sekaligus tetap lezat.
Menurut Medical Editor dari SehatQ, dr. Karlina Lestari, berikut beberapa cara yang harus kita lakukan untuk mengolah daging sapi dengan baik:
- Pilih daging sapi yang segar. Maksud segar di sini, yaitu tidak berbau amis, tidak berlendir, dan tidak berwarna coklat tua.
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum mengolah daging. Ini dapat membantu menghilangkan kuman dari tangan agar tidak menempel pada daging.
- Pisahkan talenan untuk daging dan sayuran agar tidak ada kontaminasi bakteri.
- Cuci daging sapi menggunakan air sampai bersih. Ini dilakukan agar bakteri atau parasit yang menempel dalam daging sapi hilang.
- Pastikan memasak daging hingga matang. Jika tidak matang atau undercook, ada kemungkinan daging tersebut masih mengandung bakteri seperti E.Coli atau parasit seperti toksoplasma.
- Jangan memasak daging sapi terlalu matang atau kehitaman karena sedikit gosong. Hal tersebut dapat menimbulkan karsinogenik atau zat pemicu kanker.
- Jangan menambahkan banyak garam karena dapat memicu tekanan darah tinggi dan gangguan ginjal.
- Jika Anda merupakan penderita asam lambung, jangan menambahkan banyak bumbu pedas seperti cabe pada masakan karena dapat meningkatkan asam lambung.
- Jangan menggunakan santan berlebih untuk mencegah kolesterol naik.
- Sisa daging yang belum dimasak, dapat disimpan di freezer dengan suhu sekitar -15 derajat Celsius.
- Jangan taruh daging pada suhu ruangan selama lebih dari 2 jam karena dapat berisiko adanya kontaminasi bakteri.
- Jika merendam daging, taruhlah juga dalam kulkas. Jangan menaruh rendaman daging di suhu ruangan karena akan mudah terkontaminasi bakteri. Kontaminasi bakteri dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala, seperti, mual, muntah, diare, demam, kram, dan nyeri perut.
dr. Karlina menambahkan bahwa daging sapi dapat dikonsumsi sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.
Banyaknya daging sapi yang aman dikonsumsi, yaitu sekitar 50-100 gram per hari.
Kemudian menghindari konsumsi jeroan karena dapat menyebabkan kolesterol tinggi hingga memicu penyakit jantung koroner.
Konsumsi makanan ini harus dibarengi dengan asupan serat lainnya.
“Walau Idul Adha identik dengan makan daging, namun tetap harus mengonsumsi sayur dan buah untuk mencukupi kebutuhan serat. Selain itu, jangan lupa pula minum air putih 2 liter per hari.” ujar dr. Karlina.
Meski banyak yang bilang kalau daging merah seperti daging sapi punya kandungan lemak jenuh yang lebih banyak ketimbang daging putih, bukan berarti kita tidak boleh mengonsumsinya sama sekali.
Daging sapi tetap menjadi sumber protein hewani yang baik, kok.
Asalkan pilih bagian daging yang tepat.
Lantas, potongan daging sapi mana yang paling sehat untuk dikonsumsi?
Banyak yang menghindari daging sapi karena dianggap mengandung lemak jahat yang bisa menyebabkan penyakit kronis.
Namun sebenarnya, daging sapi sah-sah saja dijadikan lauk harian, bahkan kita tetap bisa memakannya meski dalam diet ketat.
Daging sapi juga kaya akan kandungan berbagai mineralnya seperti zat besi, zink, serta kalsium.
Sebenarnya, satu potong sedang (40 gram) daging sapi punya kandungan lemak yang sama seperti satu potong ikan, yaitu sekitar 2 gram lemak.
Akan tetapi, hal tersebut tergantung dengan potongan daging sapi mana yang kita makan.
Pasalnya, setiap bagian daging sapi tentu punya kadar lemak yang berbeda-beda.
Biasanya, ketika berbelanja di pasar swalayan, kita akan menemukan berbagai potongan daging sapi, dari yang banyak lemak seperti gajih hingga yang tak berlemak sama sekali.
Biasanya, bagian daging yang paling sedikit lemaknya adalah bagian gandik atau tanjung sapi.
Sementara bagian yang lumayan berlemak adalah bagian samcan atau flank dan has dalam, misalnya sirloin.
Kita tidak perlu menghafal anatomi bagian daging sapi untuk cari tahu daging mana yang paling sedikit lemaknya.
Cukup perhatikan seberapa banyak garis-garis putih yang ada di daging tersebut.
Garis putih lemak ini biasanya disebut dengan marbling.
Semakin banyak garis putih pada daging, maka semakin tinggi pula kandungan lemaknya.
Dalam 100 gram daging sapi yang tidak punya banyak marbling rata-rata terkandung kurang dari 5 gram lemak total, 2 gram lemak jenuh, dan 95 mg kolesterol.
Meski begitu, bukan berarti potongan daging itu tidak bergajih atau berlemak.
Baca: RESEP Rendang Sapi Lezat untuk Olahan Idul Adha, Lengkap Dengan Tips Agar Daging Cepat Empuk
Karenanya sebaiknya tetap perhatikan porsi makan agar tidak menyebabkan jumlah lemak tubuh meningkat.
Daging sapi sama saja seperti sumber protein lain, yaitu daging ayam atau ikan.
Sumber protein hewani sebaiknya selalu ada setiap kita makan besar.
Akan tetapi, kita sebaiknya membuat lauk protein menjadi beragam agar mendapatkan berbagai zat gizi.
Pasalnya, setiap makanan punya kandungan zat gizi yang berbeda-beda.
Pastikan juga mengolah daging dengan cara yang sehat, hindari memasak dengan cara digoreng karena hanya akan menambah kalori ke makanan.
Jadi, sebaiknya masak potongan daging sapi dengan cara dipanggang, dibuat sup, ataupun ditumis.
Ketika daging digoreng, maka minyak yang akan diserap bisa hingga 5-8 sendok teh (tergantung dengan ukuran daging) yang bisa membuat kalori bertambah sebanyak 250-400 kalori.