Kegiatan bertajuk Festival Bahasa Indonesia itu dilaksanakan pada, Senin (4/7/22).
Muhammad Taufik Hidayat, dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia SD, mengatakan, Festival Bahasa Indonesia ini adalah ajang berkarya bagi para mahasiswa PGSD UMS.
Hal ini karena pada mata kuliah tersebut tidak ada UAS dalam bentuk tertulisnya.
Sehingga, kata Taufik, nilai pada mata kuliah ini diambil dari karya yang dibuat oleh para mahasiswa itu.
Baca: MOMEN Epic Pertemuan Luffy Dengan Shanks di Wano, Simak Spoiler One Piece chapter 1054 di Sini
Baca: PPDB DKI Jakarta 2022 Jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK Kembali Dibuka, Simak Cara Daftarnya
Adapun jenis karya yang dibuat itu ada drama, dongeng dan musikalisasi puisi.
Para mahasiswa dari masing-masing kelompok memperagakan drama, dongeng dan juga musikalisasi puisi lalu direkam dijadikan sebuah video.
Selanjutnya, karya dari para mahasiswa itulah yang kemudian difestivalkan.
Total video yang difestivalkan ada 18 video, yang terdiri dari enam drama, enam dongeng dan enam musikalisasi puisi.
Taufik menilai festival tahun 2022 ini lebih bagus daripada festival-festival sebelumnya.
"Terutama karyanya ya, mereka para mahasiswa membuatnya lebih totalitas. Karena sebelumnya mereka terlebih dahulu mendapat pembekalan dari para praktisi di bidangnya," ujarnya.
"Untuk drama itu saya hadirkan seorang film maker, kemudian untuk musikalisasi puisi itu saya hadirkan praktisi dari Hexa studio," sambungnya.
Bahkan, lanjutnya, khusus untuk dongeng itu saya menghadirkan langsung pendongeng (ventriloquist) dari India, Satyajit Pahdye.
"Meskipun Satyajit Pahdye saya hadirkan secara online melalui zoom meeting namun hal itu sangat berpengaruh terhadap karya yang dibuat mahasiswa," ujarnya kepada TribunnewsWiki.
Baca: Sundance Film Festival Batalkan Acara Tatap Muka karena Kasus Omicron Melonjak di Amerika Serikat
Baca: SOSOK Tito Karnavian, Mendagri yang Ditunjuk Jokowi Duduki Posisi MENPAN RB Ad Interm yang Kosong
Festival Bahasa Indonesia yang digelar di Gedung J Seminar FKI UMS itu diikuti oleh 131 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen.
Selain itu, terdapat pula satu dosen dan satu mahasiswa dari STKIP Muhammadiyah Blora yang hadir ke festival ini.
Mereka hadir ke festival ini karena ada lima mahasiswa dari STKIP Muhammadiyah Blora yang ikut dalam program pertukaran mahasiswa di UMS.
Ke depannya, Taufik berharap acara semacam ini terus berlanjut.
Dan rencananya kata Taufik, pada festival selanjutnya akan ada awarding serta akan mencari tempat yang lebih luas sehingga bisa menghadirkan penonton lebih banyak.
Dia menambahkan, sebenarnya pada festival sebelumnya itu sudah ada awardingnya tapi kala itu hasil karya yang dibuat mahasiswa belum sebagus seperti sekarang.
Sehingga pada festival kali ini saya mencoba hal yang berbeda, yakni dengan rutin menghadirkan praktisi untuk membantu memberikan materi dan merangsang mahasiswa agar saling berkompetisi dengan kelompok lain untuk menghasilkan karya terbaiknya.
"Dan karya yang dihasilkan mahasiswa akhirnya bagus-bagus dan saya sebagai dosen pengampu merasa bangga," tandasnya.
Baca informasi terbaru seputar festival di sini