Demi Atasi Inflasi Parah, Zimbabwe Jadikan Koin Emas Alat Pembayaran Sah

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, John Mangudya, menyampaikan kebijakan moneternya di Harare, Zimbabwe, (20/2/2019). Mulai Juli 2022, Zimbabwe akan mengeluarkan koin emas sebagai alat pembayaran sah.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Mulai akhir Juli ini, Zimbabwe akan mengeluarkan koin emas sebagai alat pembayaran yang sah.

Koin emas itu digunakan untuk menekan laju inflasi di Zimbabwe yang sudah sedemikian parahnya.

Angka inflasi di Zimbabwe dilaporkan meningkat dua kali lipat pada bulan kemarin.

Inflasi ini mengingatkan rakyat Zimbabwe akan peristiwa hiperinflasi tahun 2000-an kala dolar Zimbabwe mengalami redominasi sebanyak tiga kali.

Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, John Mangudya, mengatakan koin emas tersebut akan berfungsi sebagai penyimpan nilai.

Selain itu, koin emas diperkirakan bisa mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

"Koin emas akan tersedia untuk masyarakat umum dalam mata uang lokal dan dolar AS dan mata uang asing lainnya dengan nilai uang didasarkan pada harga emas dunia dan ongkos produksi," kata Mangudya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.

Baca: Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe Tutup Usia, Begini Perjalanan Kariernya

Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, John Mangudya, menyampaikan kebijakan moneternya di Harare, Zimbabwe, (20/2/2019).

Koin emas itu bakal diberi nama Mosi-oa-Tunya, merujuk kepada Air Terjun Victoria yang berada di wilayah Zimbabwe dan Zambia.

Mosi-oa-Tunya bisa dikonversi menjadi uang cash dan diperdagangkan secara lokal maupun internasional.

Tiap koin akan mengandung satu troy ounce emas dan dijual oleh Fidelity Gold Refinery, Aurex, dan bank lokal.

Sejumlah warga Zimbabwe berkomentar tentang kebijakan ini.

"Saya tak bisa mempercayai bank sentral untuk memberi saya koin, sementara mereka membawa uang tunai saya," kata Evans Mupachikwa, seorang pedadang mata uang asing.

"Zimbabwe terkenal dengan kebijakannya yang tidak konsisten. Bagaimana jika mereka tersadar dan berkata koin-koin itu tidak lagi bisa diperdagangkan?"

Baca: Terpendam 1.100 Tahun, Ratusan Koin Emas Peninggalan Era Dinasti Abbasiyah Ditemukan di Israel

Munesu Mandioperam seorang pedagang mata uang asing lainnya, berkata, "Emas itu mahal. Saya kira tidak semua dari kami akan mampu membeli koin itu. Banyak yang akan tetap menyimpan uang mereka di rumah."

"Ini salah satu kebijakan pemerintah yang gagal."

Rakyat Zimbabwe memang kurang percaya kepada bank sentral dan kebijakannya.

Pada tahun 2008 ada uang kertas dengan total nilai $100 miliar yang diedarkan.

Saat itu banyak warga Zimbabwe yang kehilangan tabungan mereka karena dolar Zimbabwe anjlok.

Banyak juga yang memilih menyimpan uang mereka di rumah daripada di bank.

Baca: Viral Keberadaan Tambang Emas di Gunung Buat Heboh, Warga Ramai-ramai Cangkul dan Gali Bukit Ini

Setahun kemudian, Zimbabwe meninggalkan mata uang dolarnya yang dihantam inflasi.

Kemudian negara Afrika itu memilih menggunakan mata uang luar, terutama dolar AS.

Pemerintah kembali mengeluarkan mata uang lokal pada tahun 2019. Namun, mata uang itu segera kehilangan nilainya.

Pekan lalu, Menteri Keuangan Zimbabwe Mthuli Ncube mengatakan koin emas "akan memberi Anda nilai lebih banyak".

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang Zimbabwe di sini

 



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer