Selain itu, milisi Republik Rakyat Luhansk yang didukung Rusia juga mengatakan hal yang sama.
"Telah sepenuhnya menguasai Lysychansk dan sejumlah permukiman sekitarnya," kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip dari USA Today.
Staf Jenderal Ukraina di Luhansk mengatakan pasukannya telah mundur dari Lysychansk.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pertempuran di kota itu belum usai.
Lysychansk mulai diserang habis-habisan oleh Rusia setelah Kota Sievierodonets jatuh ke tangan Rusia.
Jika pasukan Rusia sudah bisa menguasai Luhansk sepenuhnya, mereka akan mengalihakan fokusnya kepada Donetsk yang sama-sama berada di wilayah Donbas.
Rusia dilaporkan telah menguasai lebih dari setengah wilayah Donetsk.
Baca: Tentara Ukraina: Garis Depan Pertempuran di Donbas Bagaikan Neraka di Bumi
Zelenskiy mengakui pasukannya telah muncur dari Lysychansk.
Kendati demikian, dia bersumpah akan merebut kembali kota tersebut dengan bantuan senjata dari Barat.
"Jika para komandan tentara kami menarik mundur pasukan dari titik tertentu di front pertempuran, tempat musuh memiliki keunggulan terbesar dalam alutsista, dan ini juga berlaku di Lysychansk, itu hanya berarti satu hal," kata Zelenskiy melalui pesan video, dikutip dari Reuters.
"Bahwa kami akan kembali, sebagai hasil dari taktik kami, hasil dari meningkatnya pasokan senjata modern."
Baca: Sudah Berlangsung Lebih dari 4 Bulan, Kapan Perang di Ukraina Berakhir?
Zelenskiy mengatakan Rusia memusatkan kekuatannya di front Donbas.
Namun, Ukraina akan menyerang balik dengan senjata berdaya jangkau jauh, seperti peluncur roket HIMARS kiriman Amerika Serikat (AS).
"Fakta bahwa kami melindungi nyawa tentara kami, warga kami, memiliki peran penting. Kami akan membangun kembali tembok-tembok, kami akan merebut kembali wilayah itu, dan yang paling penting warga harus dilindungi," kata dia menjelaskan.
Sejak gagal merebut ibu kota Ukraina, Kiev, Rusia memusatkan operasi militernya di wilayah Donbas.
Wilayah ini terdiri atas dua provinsi, yakni Luhansk dan Donetsk.
Di sana terdapat kelompok separatis yang melawan Kiev sejak 2014 dan didukung oleh Rusia.
Rusia mengatakan ingin "membebaskan" Luhansk dan memberikannya kepada Republik Rakyat Luhansk.
Berbeda dengan Rusia, Ukraina menganggap istilah "membebaskan" yang dipakai Rusia hanyalah propaganda dari Moskwa.
Baca: Putin Bantah Pasukan Rusia Serang Mal di Ukraina dengan Rudal
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini