Hal itu turut disampaikannya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Minggu (3/7/2022).
Seluruh Luhansk berada di bawah kendali Rusia setelah pasukan Putin berhasil merebut kota besar terakhir di provinsi itu, yakni Lysychansk.
"Karena Pasukan Jenderal Sergei Shoigu telah melapor [kepada Putin] bahwa, setelah keberhasilan operasi militer, angkatan bersenjata Rusia bersama dengan satuan dari milisi Republik Rakyat Luhansk, mendapatkan kendali penuh atas Kota Lysychansk," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, kementerian itu mengatakan pasukan Rusia telah merebut desa-desa di sekitar Lysychansk dan mengepung kota itu.
Menurut kementerian itu, Luhansk telah berhasil "dibebaskan" dari Ukraina.
Baca: Rusia Nyatakan Sudah Kuasai Lysychansk, Kota Besar Terakhir di Luhansk
Staf Jenderal Ukraina di Luhansk mengatakan pasukannya memang telah mundur dari Lysychansk.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pertempuran di kota itu belum usai.
Zelenskiy mengakui pasukannya telah muncur dari Lysychansk.
Kendati demikian, dia bersumpah akan merebut kembali kota tersebut dengan bantuan senjata dari Barat.
Baca: AS Umumkan Bantuan Militer Baru untuk Ukraina Senilai $820 Juta
"Jika para komandan tentara kami menarik mundur pasukan dari titik tertentu di front pertempuran, tempat musuh memiliki keunggulan terbesar dalam alutsista, dan ini juga berlaku di Lysychansk, itu hanya berarti satu hal," kata Zelenskiy melalui pesan video.
"Bahwa kami akan kembali, sebagai hasil dari taktik kami, hasil dari meningkatnya pasokan senjata modern."
Lysychansk mulai diserang habis-habisan oleh Rusia setelah Kota Sievierodonets jatuh ke tangan Rusia.
Jika pasukan Rusia sudah bisa menguasai Luhansk sepenuhnya, mereka akan mengalihkan fokusnya kepada Donetsk yang sama-sama berada di wilayah Donbas.
Baca: Rusia Serang Mal di Ukraina, Zelenskiy: Itu Salah Satu Serangan Teroris Paling Berani
Zelenskiy mengatakan Ukraina akan menyerang balik dengan senjata berdaya jangkau jauh, seperti peluncur roket HIMARS kiriman Amerika Serikat (AS).
"Fakta bahwa kami melindungi nyawa tentara kami, warga kami, memiliki peran penting. Kami akan membangun kembali tembok-tembok, kami akan merebut kembali wilayah itu, dan yang paling penting warga harus dilindungi," kata dia menjelaskan.
Sejak gagal merebut ibu kota Ukraina, Kiev, Rusia memusatkan operasi militernya di wilayah Donbas.
Wilayah ini terdiri atas dua provinsi, yakni Luhansk dan Donetsk.
Baca: Tentara Ukraina: Garis Depan Pertempuran di Donbas Bagaikan Neraka di Bumi
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini