Kata mereka, garis depan pertemuran di Donbas bagaikan "neraka di Bumi".
"Mereka melancarkan tembakan ke arah kami setiap hari," kata Volodymyr Nazarenko, komandan kedua di Bataliaon Svodoba, dikutip dari USA Today, (3/7/2022).
"Saya tak ingin berbohong tentang hal itu."
Menurutnya setiap gedung ditembaki oleh pasukan Rusia. "Kota di sana diratakan secara sistematis."
"Sebuah atau beberapa tank keluar, dan menembakkan semua pelurunya ke arah gedung."
"Tank tidak akan bergerak lebih jauh hingga gedung hancur sepenuhnya."
Baca: Sudah Berlangsung Lebih dari 4 Bulan, Kapan Perang di Ukraina Berakhir?
Menurut dia, Rusia menggunakan amunisinya untuk menghancurkan kota dan mengubahnya menjadi "padang pasir yang terbakar habis".
Kendati demikian, tentara Ukraina mengaku memiliki moral atau semangat yang tinggi di medan tempur.
"Moral rekan-rekan kami tinggi. Mereka sedang mengalahkan dan akan pasti mengalahkan musuh, menjelang penghancuran sepenuhnya dan hingga kami mendapatkan perbatasan pada tahun 2014, termasuk Krimea dan semuanya" kata Artem Ruba, seorang tentara di Bataliaon Svodoba.
"Kondisinya sangat sulit bagi rekan-rekan."
"Rekan kami di Legiun Svodoba adalah pahlawan. Mereka mempertahankan kota dalam kondisi mengerikan bak neraka."
"Jadi, benar apabila ada yang mengatakan terdapat neraka di suatu tempat di Bumi, neraka itu berada di Sieverodonetsk dan Rubizhne."
Baca: Putin Bantah Pasukan Rusia Serang Mal di Ukraina dengan Rudal
Kedua tentara itu kemudian menceritakan kisah kepahlawan rekan-rekan mereka di medan tempur.
Mereka menegaskan masih memiliki semangat uang tinggi meski berada dalam kondisi yang sulit.
Pasukan Rusia dilaporkan menyerang Kota Lysychansk dan sekitarnya yang menjadi benteng terakhir Ukraina di Luhansk.
Para pejuang Ukraina sudah berusaha mempertahankan kota itu selama berminggu-minggu.
Mereka tidak ingin kota itu bernasib sama seperti Sieverodonetsk yang jatuh ke tangan Rusia pekan lalu.
Sementara itu, serangan rudal Rusia pada hari Jumat menewaskan setidaknya 21 orang di Odesa.
Baca: Tinjau Apartemen yang Hancur akibat Perang di Ukraina, Jokowi: Semoga Perang Ini Segera Dihentikan
Ukraina menganggap serangan itu merupakan balasan dari pasukan Rusia setelah mereka terpaksa mundur dari Pulau Ular.
Dalam minggu ini pasukan Rusia dilaporkan melancarkan lebih banyak serangan terhadap target sipil.
Menurut Brigjen Oleksii Hromov, Rusia menggunakan senjata lama yang kurang akurat sehingga menimbulkan lebih banyak korban jiwa.
Kata dia, ada lebih dari 200 rudal yang dilancarkan ke Ukraina selama dua minggu.
Jumlah ini lebih dari dua kali lipat jumlah yang ditembakkan pada dua minggu pertama bulan Juni.
Namun, Rusia mengaku hanya menyerang target bangunan sipil yang digunakan pasukan Ukraina sebagai pos komando, gudang senjata, dan lainnya.
Baca: Rusia Tuding Satelit di Negara Barat Bekerja untuk Musuh alias Ukraina
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini