Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sunny Tanuwidjaja adalah mantan Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sunny Tanuwidjaja masuk ke PSI sekitar tahun 2018 dan mundur dari partai tersebut pada tahun 2022.
Dulunya, Sunny Tanuwidjaja merupakan orang dekat mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok.
Nama Sunny sendiri kembali menjadi perbincangan setelah ia disebut menjadi salah satu orang dekat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca: Basuki Tjahaja Purnama
Kehidupan Pribadi
Sunny Tanuwidjaja adalah sepupu menantu Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group, ayah Franky Wijaya.
Bukan orang sembarangan, Sunny Tanuwidjaja ternyata juga dekat dengan taipan minyak kelapa dan ekspor kayu Peter Sondakh, bos PT Sinar Mas Franky Wijaya, dan bos Lippo Mochtar Riady.
Baca: Grace Natalie
Pendidikan
Sunny Tanuwidjaja merupakan seorang Doktor Ilmu Politik dari Universitas Northern Illinois, Amerika Serikat (AS).
Dia mengenyam pendidikan S-3 di Northern Illinois University, AS.
Dekat dengan Ahok
Sunny Tanuwidjaja mulai menjalin kedekatan dengan Ahok pada tahun 2010.
Kala itu, Ahok datang ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan salah salah satu perkumpulan orang Indonesia yang mana Sunny merupakan salah satu anggota perkumpulan tersebut.
Pada saat itu, Sunny bekerja sebagai salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS).
Saat tiba di AS, Ahok sempat melontarkan keinginanya menjadi Gubernur DKI.
Sunny dan rekan-rekannya di perkumpulan tadi mendukung keinginan Ahok tersebut.
Setelah itu, Sunny memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mendampingi Ahok.
Pada 2012, Sunny pun menjadi staf Ahok saat Ahok menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Baca: Anies Baswedan
Terseret Kasus Reklamasi
Pada pertangahan tahun 2016, Sunny Tanuwidjaja pernah terseret dalam pusaran kasus korupsi proyek reklamasi yang diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dia disebut-sebut dalam kasus suap rancangan peraturan daerah (raperda) proyek reklamasi yang menjerat Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.
Saat itu, Sanusi menyebut bahwa Sunny terlibat sebagai perantara yang menghubungkan antara Ahok, Pemprov DKI Jakarta dan pengembang reklamasi.
Ketika diperiksa KPK, Sunny pun membantah tuduhan bahwa ia menjadi perantara.
Sunny mengakui memang kerap membantu menyusun jadwal Ahok, tetapi tak hanya untuk bertemu dengan pengembang, tapi masyarakat DKI lainnya.
Dia juga membantah tuduhan bahwa dirinya melakukan komunikasi intens dengan pengembang dan DPRD DKI terkait reklamasi pantai utara Jakarta.
(tribunnewswiki.com/Rakli Almughni)