Puluhan remaja itu dilaporkan meninggal setelah merayakan berakhirnya ujian sekolah.
Belum diketahui penyebab kematian para remaja itu karena tidak ada tanda-tanda penganiayaan atau luka pada jasad mereka.
Dikutip dari USA Today, jasad mereka ditemukan di sebuah klub malam di East London, Eastern Cape, pada Minggu dini hari, (26/6/2022).
Melalui unggahan di Twitter, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa turut menyampaikan dukacitanya atas tragedi ini.
"Dukacita saya untuk para keluarga dari 22 remaja yang kehilangan nyawa mereka," kata Ramaphosa.
"Tragedi ini makin memilukan karena terjadi pada Bulan Pemuda, bulan saat kita merayakan para pemuda."
Baca: Alami Krisis Pangan akibat Invasi Rusia, Afrika Minta Putin Permudah Ekspor Gandum Ukraina
Menurut polisi, para remaja itu berusia 13 hingga 17 tahun. Mereka ditemukan tergeletak di atas meja, kursi, dan lantai.
Juru bicara polisi, Athlenda Mathe, mengatakan penyebab kematian masih diusut.
Seorang kepala polisi bernama Bheki Cele mengatakan sampel forensik telah dikirim ke laboratorium toksikologi di Cape Town.
Baca: 72 Orang Tewas saat Kerusuhan dan Penjarahan di Afrika Selatan, Dipicu Aksi Protes Kasus Jacob Zuma
Melalui sampel itu, akan diselidiki apakah para remaja itu mengalami keracunan.
Pejabat Afrika Selatan bernama Unathi Binqose menyebut para remaja itu mungkin menelan zat beracun yang masuk melalui minuman beralkhohol atau melalui pipa shisa.
Polisi mendatangi tempat kejadian sekitar pukul 04.00 setelah mendapat laporan adanya orang meninggal di sana.
Kebanyakan remaja sudah meninggal ketika polisi sampai di sana. Ada dua yang meninggal di klinik, satu ketika dalam perjalanan ke rumah sakit, dan satu lagi di rumah sakit.
Baca berita lainnya tentang Afrika Selatan di sini