Pasukan Rusia terlihat lebih kuat setelah belajar dari kesalahan mereka buat pada awal invasi ke Ukraina.
Di Ukraina timur, tentara Vladimir Putin bisa melancarkan serangan udara dan darat dengan lebih baik serta mampu memperbaiki jalur logistik.
Dikutip dari CNN International, (24/6/2022), AS telah mengirim bantuan persenjataan baru ke Ukraina, termasuk sistem peluncur roket HIMARS.
Namun, menurut AS, senjata tersebut tidak bisa segera mengubah situasi di medan perang.
Roket yang dikirimkan AS memiliki daya jelajah terbatas dan jumlahnya pun sedikit untuk memastikan roket itu tidak ditembakkan ke wilayah Rusia.
Baca: 75 Persen Serangan Siber Rusia ke Ukraina Berakhir dengan Kegagalan
Di sisi lain, pasukan Rusia justru kini mampu menghancurkan sejumlah senjata Ukraina yang dipasok Barat, termasuk howitzer M777, dalam serangan mereka.
AS memperkirakan perang di Ukraina telah mencapai fase krusial dalam beberapa hari belakangan.
Militer Ukraina kini dilaporkan menggunakan amunisi era Soviet yang bisa digunakan pada sistem persenjataan yang lebih tua.
Sementara itu, negara-negara Barat harus membuat keputusan sulit, yakni memperpanjang bantuan untuk Ukraina atau menghentikannya.
Pejabat AS menduga pasukan Rusia berusaha terus menyerang di medan perang timur dengan serangan artileri berat dan rudal.
Dengan serangan ini, Rusia ingin membuat pasukan Ukraina kelelahan.
Baca: NATO Tegaskan Barat Harus Terus Dukung Ukraina: Perang Bisa Berlangsung Tahunan
Beberapa hari belakangan pasukan Rusia telah bergerak maju ke beberapa desa di Lysychansk, kota terakhir di Luhansk yang masih dipertahankan Ukraina.
Semntara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dijadwalkan hadir secara virtual pada pertemuan tingkat tinggi NATO dan G7 yang digelar beberapa pekan mendatang.
Dalam pertemuan itu, Presiden AS Joe Biden bersama pemimpin lainnya akan mengungkap langkah yang bakal dilakukan untuk lebih menekan Rusia atas invasinya.
Parlemen Ukraina telah berkata kepada AS bahwa militer Rusia sudah menghitung jumlah amunisi yang dikirimkan negara Barat untuk Ukraina.
Rusia diduga ingin menunggu amunisi Ukraina dan pasukannya habis seiring waktu.
Baca: Jurnalis Rusia Dmitry Muratov Melelang Medali Nobel untuk Bantu Warga Ukraina
"Putin tak terhalangi dan saya pikir dia tidak akan pernah terhalangi," kata politikus Partai Demokrat AS, Mike Quigley, dikutip dari CNN International.
"Perang ini bisa berlangsung hingga bertahun-tahun," kata dia menambahkan.
AS dan NATO kini mulai menghitung pasokan senjata canggih mereka, termasuk rudal antipesawat, rudal antitank Javelin, dan rudal yang ditembakkan dari atas bahu.
Untuk mengganti pasokan senjata tersebut, bisa dibutuhkan waktu bertahun-tahun.
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini