Keduanya menyebut Barat harus terus mendukung Ukraina untuk mengantisipasi terjadinya invasi Rusia di masa depan.
Kata Stoltenberg, tidak ada yang tahu sampai kapan perang di Ukraina akan berakhir.
"Kita harus bersiap karena perang ini bisa berlangsung beberapa tahun," kata Stoltenberg kepada surat kabar Jerman Bild am Sonntag, dikutip dari CNN International.
"Kita tidak boleh berhenti mendukung Ukraina. Bahkan meski biayanya besar, tidak hanya bagi dukungan militer, tetapi juga karena naiknya harga energi dan pangan."
Hal senada dikatakan oleh Johnson. "Sekutu Barat harus mempersiapkan diri untuk [menghadapi] perang panjang, karena Putin memilih perang yang panjang, berusaha melemahkan Ukraina dengan kebrutalannya."
Menurut Johnson, menguasai seluaruh area Donbas di Ukraina timur merupakan tujuan Presiden Rusia Vladimir Putirn selama 8 tahun terakhir.
Keduanya menegaskan perlunya mencegah agresi Putin yang mungkin terjadi di masa depan.
"Jika Putin belajar dari perang ini bahwa dia bisa melanjutkan seperti yang dilakukannya setelah perang di Georgia tahun 2008 dan pendudukan Krimea tahun 2014, maka kita akan membayar dengan harga yang jauh lebih tinggi," kata Stoltenberg.
Baca: Ukraina: Lebih dari 900 Anak Telah Tewas atau Terluka selama Invasi Rusia
Baca: Tunjukkan Solidaritas, Pemimpin Jerman, Prancis, & Italia Berkunjung ke Ukraina
Johnson mengatakan dukungan jangka panjang untuk Ukraina turut melindungi Barat.
"Kami dan sekutu kami akan melindungi kami sendiri seperti Ukraina dan menjaga dunia dari mimpi-mengerikan Putin dan mereka mungkin berusaha meniru," ujar Johnson.
Menurut Johnson, waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam perang ini.
"Semuanya tergantung pada apakah Ukraina dapat memperkuat kemampuannya dalam mempertahankan wilayahnya lebih cepat daripada Rusia yang memperbarui kemampuannya untuk menyerang."
Pertempuran sengit di Kota Severodonetsk di Donbas dilaporkan terus berlanjut.
Serhii Hayday, kepala militer setempat, mengatakan pabrik kimia Azot yang menjadi tempat berlindung ratusan warga sipil kini kembali dihujani tembakan artileri.
Baca: Meningkat Drastis, Jumlah Tentara NATO di Dekat Perbatasan Rusia Tembus 40.000
Baca: Zelenskiy: Ukraina Terus Alami Kekalahan Menyakitkan di Severodonetsk & Kharkiv
Pasukan Rusia diduga berusaha menembus pertahanan Ukraina di Lusychansk selatan dan Severodonetsk.
Sementara itu, di sebelah barat, Donetsk, militer Ukraina melaporkan adanya serangan artileri di dekat Sloviansk.
Selain itu, menurut Staf Jenderal Ukraina, ada pula serangan rudal di sana.
Pekan lalu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta senjata dari Barat segera dikirimkan karena Rusia memiliki keunggulan senjata artileri di Donetsk dan Severodonetsk.
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini