Inovasi baru itu diluncurkan oleh seorang pengusaha muda bernama Osawa Asami.
Dia merancang vending maching yang bisa menawarkan sejumlah snack serangga di kota tersebut.
"Saya berharap orang-orang akan mencobanya dan membawanya pulang sebagai suvenir," kata Osawa dikutip dari Euronews, (19/6/2022).
Snack serangga itu terdiri atas 18 jenis serangga yang digoreng, termasuk jangkrik dan belalang.
Beberapa ditaburi dengan garam, sedangkan yang lainnya diberi rasa cokelat.
Harga snack itu berkisar dari 1.000 hingga 2.600 yen atau Rp100 ribu hingga Rp286 ribu.
Bulan lalu Osawa mengaku memasang vending machine lainnya di Desa Achi.
Baca: Kontroversi Snack Kaesang di Pesawat Garuda, PKS Kritisi BUMN, Erick Tohir Angkat Bicara
Baca: 7 Kuliner Ekstrem di Thailand, Cobain Hon Mhai yang Terbuat dari Serangga Goreng
Menurutnya, snack serangga sangat populer sehingga beberapa jenis serangga telah terjual habis.
Masyarakat Prefektur Nagano, kata dia, memang memiliki tradisi memakan serangga.
Oleh karena itu, dia berharap cemilan serangga akan bisa populer melalui vending machine.
Serangga kini dipandang sebagai salah satu sumber makanan yang bisa diandalkan di masa depan.
Terlebih, penduduk dunia kini makin banyak sehingga memerlukan produksi makanan yang lebih besar.
Sejumlah serangga bisa dimakan dan memiliki proten yang besar.
Di dunia, diperkirakan ada 2 miliar orang di 130 negara yang rutin memakan serangga.
Baca: 5 Fakta Tawon Endhas, Jenis Serangga yang Tidak Bisa Diremehkan, Bisa Tewaskan Manusia
Baca: Klarifikasi Indofood soal Lays, Doritos, dan Cheetos Berhenti Produksi, Saingi Snack Lokal
Pakar pangan dari PBB telah mendorong digunakannya serangga sebagai sumber pangan bernutrisi tinggi.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan pada tahun 2050 pasokan pangan harus tumbuh 70 persen agar bisa memenuhi permintaan yang naik akibat bertambahnya penduduk dunia.
Menurut Barclays, berdasarkan data dari Meticulous Research, pangsa pasar serangga diperkirakan akan melonjak.
Industri pengolahan serangga diyakini akan meningkat hingga menjadi 6,7 juta euro pada tahun 2030.
Baca berita lainnya tentang Jepang di sini