Di Tengah Gelombang Covid-19, Korut Hadapi Wabah Penyakit Usus Misterius

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Layar televisi di stasiun Seoul pada tanggal 12 Mei 2022 memperlihatkan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengenakan masker untuk pertama kalinya setelah negara itu mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di negara itu.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tak hanya berjuang melawan gelombang Covid-19, Korea Utara kini harus menghadapi wabah penyakit saluran pencernaan yang belum teridentifikasi.

Wabah tersebut dilaporkan muncul di Haedu yang merupakan area pertanian di negara itu.

Pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un, telah mengirimkan bantuan obat-obatan ke Haedu, Rabu (15/6/2022).

Menurut media pemerintah, KCNA, obat-obatan itu digunakan untuk membantu pasien yang terkena "penyakit enterik akut".

Namun, KCNA tidak menyebutkan jumlah orang yang sudah terkena penyakit tersebut.

Selain itu, KCNA juga tidak menjelaskan secara mendetail tentang penyakit yang belum teridentifikasi itu.

Kendati demikian, istilah enterik merujuk kepada saluran pencernaan sehingga penyakit tersebut dapat dipastikan berhubungan dengan saluran pencernaan atau usus.

Baca: Enggan Terima Bantuan Vaksin, Korea Utara Imbau Warga Kumur Air Garam untuk Atasi Covid-19

Baca: Ragukan Klaim Pemerintah, WHO Sebut Gelombang Covid-19 di Korut Makin Parah

"(Kim) menegaskan pentingnya membatasi [penularan] penyakit tersebut seawal mungkin dengan mengambil langkah tegas untuk mengarantina orang yang diduga terkena, untuk menahan penyebarannya, mengonfirmasi kasus melalui pemeriksaaan epidemiologis, dan tes ilmiah," demikian laporan KCNA, dikutip dari Reuters.

Seorang pejabat Kementerian Gabungan Korea Selatan (Korsel), menyebutkan pemerintahnya sedang memantau penyakit itu.

Kata dia, penyakit misterius itu diduga kolera atau tifoid.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat rapat Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja Korea (WPK) di Korea Utara. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Intelijen Korsel mengatakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui perantara air, misalnya tifoid, telah menyebar luas di Korut sebelum wabah Covid-19 diumumkan.

"Penyakit-penyakit usus seperti tifoid dan shigellosis bukan hal yang baru di Krea Utara, tetapi yang menjadi masalah adalah penyakit tersebut datang saat negara itu berjuang melawab Covid-19," kata Profesor Shin Young-jeon di Sekolah Kedokteran Universitas Hanyang di Seoul.

Korsel bersedia membantu Korut untuk menangani wabah tersebut. Namun, Pyongyang tidak menanggapi tawaran dari tetangganya.

Bahkan, Korut masih bungkam dengan usulan bantuan vaskin Covid-19 dari Korsel.

Baca: Tanggapi Aksi Provokasi Korut, AS dan Korsel Pamerkan Jet Tempur di Perairan Korea

Baca: Kasus Covid-19 di Korea Utara Meroket, Ahli Sebut Sistem Perawatan Kesehatan Korut Terburuk di Dunia

Merebaknya wabah penyakit saluran pencernaan di Haedu diperkirakan bisa memperparah krisis pangan di Korut.

Hal ini karena Haedu berada di Provinsi Hwanghae Selatan dan menjadi wilayah pertanian di negara itu.

Sementara itu, setiap hari Korut terus melaporkan kasus "demam". Namun, Korut tidak menyebutkan secara mendetail apakah kasus tersebut adalah Covid-19.

Pakar menduga jumlah kasus yang diberitakan lebih sedikit daripada yang sebenarnya.

Pada hari Kamis, (16/6/2022), Korut melaporkan 26.010 kasus demam baru.

Total kasus mencapai 4,56 juta, sedangkan total kematian mencapai 73.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang Korea Utara di sini



Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer