Adapun tanda-tanda Omicron BA.4 dan BA.5 yang disebut menjadi gelombang baru COVID-19 di Indonesia mirip seperti varian virus Corona lainnya.
Hal ini pun juga diklaim oleh dr Michael Angarone, seorang profesor kedokteran penyakit menular dari Northwestern.
"Jadi ini virus yang sama, jadi SARS Coronavirus 2, jadi kami melihat gejala yang sama," Ujar Angarone, dilansir dari Deseret News, Jumat (9/6/2022).
Berikut sejumlah tanda-tanda Omicron BA.4 dan BA.5 yang paling umum:
- Demam
- Batuk
- Kelelahan
- Hilangnya rasa atau bau
Baca: Tren Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Epidemiolog Sebut Kebijakan Lepas Masker Berisiko
Baca: Kasus Covid-19 di Indonesia Naik, Presiden Jokowi, Menkes, dan Epidemiolog Buka Suara
Tanda-tanda Omicron BA.4 dan BA.5 yang kurang umum:
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Sakit dan nyeri
- Diare
- Ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki
- Mata merah atau iritasi
Sebagai informasi, subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Hal ini telah dideteksi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Subvarian ini diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif.
Ada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022.
Total 4 kasus terdiri dari 1 orang positif BA.4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali, seperti diberitakan Kemenkes.
Sisanya, 3 orang kasus positif BA.5, yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23-28 Mei 2022.
Baca: Batman & Spider-Man Ajak Anak-Anak Yatim akibat Covid-19 Bermain di Pasar Malam Sukoharjo
Kondisi klinis tiga orang itu antara lain, dua orang tidak bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal.
Rata-rata dari mereka sudah vaksin Booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin Covid-19.
Ilmuwan Afrika Selatan mengungkapkan, dua sub-varian baru varian virus corona Omicron dipandang mampu menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya dengan cukup baik sehingga bisa memicu gelombang baru seperti laporan Antara, Minggu (1/5/2022).
Namun demikian, kedua subvarian itu kurang mampu berkembang dalam darah orang yang sudah menerima vaksin Covid-19.
Para ilmuwan dari berbagai institusi di Afrika Selatan itu menguji sub-varian BA.4 dan BA.5 Omicron, yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO dimasukkan ke dalam daftar pengawasan bulan April.
Dalam penelitian, para ilmuwan mengambil sampel darah 39 peserta penelitian yang sebelumnya terinfeksi Omicron ketika varian itu pertama kali muncul akhir tahun lalu.
Dari ke-39 orang peserta penelitian, 15 di antaranya sudah menjalani vaksinasi Covid-19, delapan orang dengan vaksin buatan Pfizer, tujuh orang dengan vaksin buatan Johnson and Johnson, sedangkan 24 orang lainnya belum menjalani vaksinasi Covid-19.
"Kelompok tervaksinasi menunjukkan kapasitas untuk menetralisir sekitar lima kali lebih tinggi… dan seharusnya jauh lebih terlindungi," demikian menurut studi yang laporan pra-cetaknya dirilis akhir pekan ini.
Pada sampel peserta penelitan yang belum menjalani vaksinasi Covid-19, ada penurunan hampir delapan kali produksi antibodi saat terpapar BA.4 dan BA.5, dibandingkan dengan varian Omicron asli BA.1.
Sementara darah dari kelompok yang sudah menjalani vaksinasi hanya menunjukkan penurunan antibodi tiga kali lipat dibanding delapan kali lipat pada mereka yang belum menjalani vaksinasi Covid-19.
Afrika Selatan diperkirakan akan memasuki gelombang kelima penularan Covid-19 lebih awal dari perkiraan, kata pejabat dan ilmuwan pada Jumat (29/4/2022).
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Perhatikan Gejala dan Cara Pencegahannya