Jasad-jasad tersebut berada di sejumlah gedung rusak dan kini dievakuasi oleh para pekerja.
Pihak berwenang mengatakan pekerja menemukan banyak jasad di gedung-gedung yang hancur, masing-masing berisi 50 hingga 100 jenazah.
Petro Andryushchenko, pejabat Mariupol, menyebut jasad-jasad dibawa ke kamar mayat, tempat pembuangan sampah, dan tempat lainnya.
Dikuitip dari Associated Press, (9/6/2022), pihak Ukraina memperkirakan setidaknya sudah ada 21.000 warga sipil Mariupol yang tewas dalam 3 pekan invasi.
Saking banyaknya, gerobak yang membawa jasad-jasad itu disebut sebagai gerobak mayat oleh Andryushchenko.
Pasukan Rusia masih meneruskan serangan di wilayah Donbas.
Dilaporkan terjadi pertempuran besar di Kota Sievierodonetsk dan sekitarnya.
Baca: Zelenskiy Sebut Pasukan Rusia Kini Kuasai Seperlima Wilayah Ukraina
Baca: Dubes Ukraina Terkejut Dengar Pernyataan Edy Rahmayadi soal Invasi Rusia
Sievierodonetsk menjadi salah satu kota terakhir di Luhansk yang belum direbut oleh Rusia.
Presiden Ukraina Volodymye Zelenskiy menyebut kota itu sebagai "pusat" pertempuran di Donvas.
"Ini pertempuran yang sangat sengit, begitu menyulitkan, mungki salah satu yang tersulit dalam seluruh peperangan ini," kata Zelenskiy melalui pesan video.
Kata dia, tentara Ukraina sedang mempertahankan posisi dan menyebabkan kekalahan yang nyata bagi pasukan Rusia.
"Dalam banyak hal, di sinilah nasib Donbas milik kita sedang diputuskan."
Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, mengakui adanya kesulitan dalam melawan pasukan Rusia di sana.
"Mungkin kami harus mundur, tetapi sekarang pertempuran sedang terjadi di kota ini."
"Semua yang dimiliki oleh pasukan Rusia, yakni artileri, mortir, tank, dan pesawat, semua itu, mereka gunakan di Sievierodonetsk untuk melenyapakan kota itu dari muka bumi dan merampasnya sepenuhnya."
Baca: Ukraina Minta Bantuan Roket Canggih kepada AS, Rusia: Ini Provokasi Langsung
Pertempuran turut terjadi di Kota Lysychansk di Luhansk.
Pakar mengatakan banyaknya wilayah yang direbut Rusia di Donbas bisa memunculkan negosiasi perdamaian di antara kedua belah pihak.
Keir Giler, ahli kajian Rusia di Chatam House, menyebut para pemimpin Barat bisa menekan Ukraina untuk menerima kekalahannya demi menghentikan perang.
Sementara itu, Rusia juga masih meluncurkan rudal ke wilayah Kharkiv.
Dalam 24 jam terakhir, ada rudal yang ditembakkan dan melukai 12 orang.
Sebelumnya, militer Rusia mengatakan menggunakan rudal berakurasi tinggi untuk menyerang tempat perbaikan kendaraan lapis baja di dekat Kharkiv.
Baca: Kenakan Seragam Berlambang Unicorn, Kaum LGBTQ Ukraina Menuju Medan Tempur
Baca berita lainnya tentang Ukraina di sini