Kekurangan Alutsista, Rusia Nekat Kerahkan Tank Jadul Berusia Setengah Abad

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tank T-62 dipajang di Museum Sejarah Militer Rusia

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Intelijen Inggris mengklaim Rusia kini mengerahkan tank lawas berusia 50 tahun untuk digunakan di Ukraina selatan.

Tank itu dilaporkan bakal digunakan di sejumlah daerah yang baru saja diduduki pasukan Rusia.

Berjenis T-62, tank itu sudah lama disimpan dan kini diragukan keampuhannya.

Dikutip dari USA Today, tank itu disebut rentan dihancurkan oleh senjata antitank modern, misalnya rudal Javelin yang diproduksi AS.

Intelijen Inggris menduga pengerahan tank tersebut menunjukkan bahwa Rusia kini kekurangan alutsista modern yang siap digunakan di medan tempur.

Sementara itu, pada hari Kamis, (26/5/2022), pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia telah kehilangan sedikitnya 1.000 tank sejak menginvasi Ukraina.

Tentara Ukraina dilaporkan berhasil mengetahui kelemahan tank Rusia. Mereka menghancurkan kendaraan lapis baja itu dengan senjata antizirah portabel.

Kini pasukan Rusia secara perlahan terus mencaplok wilayah timur Ukraina.

Menurut pejabat Inggris dan AS, pasukan Rusia berusaha mengepung kota-kota strategis di Donbas.

Baca: Tegas, Joe Biden Sebut Vladimir Putin Ingin Lenyapkan Kebudayaan Warga Ukraina

Baca: Kisah Warga Rusia yang Menentang Putin, Kini Membelot & Pimpin Pasukan Ukraina

Peluncur roket BM-21 "Grad" milik Ukraina meluncurkan roket ke arah pasukan Rusia di Donbas, 10 April 2022. (ANATOLII STEPANOV / AFP)

Mendapat bantuan alutsista

Berbeda jauh dengan Rusia, Ukraina mendapat banyak alutsista dari negara Barat.

Terbaru, pemerintah AS dilaporkan telah mengizinkan pengiriman sistem peluncur roket ke Ukraina.

Seorang pejabat AS mengatakan peluncur tersebut akan banyak membantu pertahanan Ukraina di Donbas.

Belum diketahui detail lebih lanjut tentang jenis peluncur roket itu.

Dikutip dari The New York Times, pengiriman alutsista itu juga baru akan diumumkan kepada publik pekan depan.

Kendati demikian, di antara para pejabat AS, muncul ada kekhawatiran bahwa pengiriman senjata itu baka dianggap sebagai tindakan provokasi oleh Rusia.

Namun, pejabat tersebut mengatakan AS bisa membantah tudingan provokasi karena tidak mengirimkan senjata yang mampu menyerang hingga jauh ke wilayah negara Rusia.

Baca: Zelenskiy Tolak Serahkan Wilayah Ukraina demi Akhiri Perang: Mirip Nazi Tahun 1938

Baca: Mantan Menlu AS Desak Ukraina Serahkan Wilayah yang Diduduki Rusia agar Perang Berakhir

Ukraina telah berulang kali meminta bantuan peluncur roket kepada AS.

Pejabat AS sempat enggan mengabulkannya karena hal itu berpotensi membuat hubungan AS dengan Rusia makin panas.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa peluncur tersebut bisa digunakan untuk menyerang hingga ke wilayah negara Rusia.

Namun, pada hari Jumat, (27/5/2022), Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, dan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan kedua negara itu telah mencapai kesepakatan.

"Senjata berat ada dalam agenda utama kita, dan ada lebih banyak yang akan datang kepada kita," kata Kuleba.

(Tribunnewswiki)

Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini

 



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer