Menurut Rusia, senjata tersebut bakal digunakan untuk menembak jatuh drone atau pesawat tanpa awak milik Ukraina.
Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia, Yuri Borisov, senjata bernama Zadira itu bisa menghancurkan target berjarak hingga 5 km.
Selain itu, dalam uji coba, Zadira dilaporkan bisa melumpuhkan drone hanya dalam waktu 5 detik.
Namun, belum ada bukti yang bisa mendukung klaim keampuhan senjata tersebut.
Oleh karena itu, Zelenskiy pun meremehkannya. Bahkan, dia menyebutnya mirip dengan "senjata ajaib" milik Nazi.
"Senjata ajaib" adalah propaganda Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Pada kenyataannya tidak pernah ada "senjata ajaib" yang dimiliki pasukan Adolf Hitler.
Baca: Salah Ucap, Mantan Presiden George Bush Sebut Invasi ke Irak Brutal: Maksudnya Ukraina
Baca: Mantan Elite Militer Rusia Sebut Perang di Ukraina Makin Buruk bagi Rusia
"Makin jelas bahwa mereka [Nazi] tidak punya peluang [menang] dalam perang, makin banyak propaganda tentang 'senjata ajaib'," kata Zelenskiy dikutip dari The Guardian, (20/5/2022).
"Rusia berusaha mencari 'senjata ajaibnya'. Kemungkinan laser. Semua ini jelas membuktikan bahwa invasi iniĀ sepenuhnya gagal."
Senjata laser yang digunakan untuk menembak jatuh drone kini mulai dikembangkan oleh militer di berbagai negara.
Namun, hingga kini senjata tersebut baru ada dalam bentuk prototipe dan belum dicoba langsung dalam perang.
Ada pula yang mengklaim militernya telah berhasil menciptakan senjata itu, misalnya Perdana Menteri Naftali Bennett beberapa waktu lalu.
Melalui media sosial Twitter, Bennett sempat mengunggah video senjata laser yang menembak jatuh roket, mortir, dan drone.
Baca: Ukraina Masukkan Jasad Tentara Rusia ke Dalam Gerbong Berpendingin di Kereta
Senjata laser menggunakan sinar laser dengan energi tinggi untuk membakar target.
Jika targetnya adalah drone, drone tersebut akan meleleh karena terkena laser dan tidak bisa terbang.
Isrel mengatakan jauh lebih murah menggunakan laser daripada sistem rudal untuk menembak jatuh roket dan drone.
Beberapa pakar menyebut senjata milik Rusia itu ditenagai oleh reaktor nuklir kecil.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris tahun lalu memberikan kontrak sebesar 72,5 juta pound untuk pengembangan senjata laser.
Senjata tersebut direncanakan bakal diuji coba tahun 2023 hingga 2025.
Menurut perjanjian yang ditandatangani 109 negara, senjata laser tidak boleh menargetkan tentara dan warga sipil.
Oleh karena itu, senjata laser difokuskan untuk menembak jatuh drone dan rudal.
Pakar militer Rusia, Dmitry Stefanovich, mengatakan Moskwa harus meningkatkan produksi senjata laser agar bisa mendapatkan kemajuan dalam perang di Ukraina.
Baca: Pertama Kalinya, Ukraina Akan Gelar Pengadilan untuk Tawanan Perang Rusia
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini