Putin Diduga Bakal Nyatakan Perang pada 9 Mei, Bukan Lagi 'Operasi Khusus' di Ukraina

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Hungaria di Kremlin, 1 Februari 2022.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Para pejabat dan pakar dari Barat mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin bisa saja menyatakan perang terhadap Ukraina tanggal 9 Mei 2022.

Sebelumnya, Putin bersikeras menganggap tindakan Rusia sebagai "operasi militer khusus" dan bukan invasi ataupun perang.

Kata Putin, dalam operasi tersebut, Rusia ingin melakukan "denazifikasi" di Ukraina.

Tanggal 9 Mei sendiri adalah hari bersejarah bagi Rusia karena pada tanggal tersebut Rusia berhasil mengalahkan Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Untuk memperingati hari penting itu, Rusia tiap tahun menggelar parade milier di Moskwa.

Selain itu, para pemimpin Rusia biasanya akan berdiri di dekat makam Vladimir Lenin untuk melakukan penghormatan.

"9 Mei dirancang untuk [aksi] pamer kepada penonton di Rusia, untuk mengintimidasi, membuat senang diktator saat ini," kata James Nixey, Direktur Program Rusia-Eurasia, dikutip dari CNN Internasional.

Baca: Putin akan Akhiri Perang dengan Ukraina pada 9 Mei, Paus Fransiskus Duga NATO Provokasi Invasi Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin rapat tentang pertanian di Novo-Ogaryovo pada 5 April 2022. (Mikhail KLIMENTYEV / SPUTNIK / AFP)

Pejabat Barat meyakini Putin akan memanfaatkan momen 9 Mei untuk menyampaikan "keberhasilan" militer Rusia di Ukraina.

Putin dilaporkan sering memanfaatkan momen bersejarah untuk memulai tindakannya.

Sebagai contoh, invasi ke Ukraina dilakukan sehari setelah peringatan Hari Pejuang Tanah Air di Rusia.

Sementara itu, hingga kini Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy belum mengumumkan pernyataan perang terhadap Rusia.

Zelenskiy hanya memberlakukan darurat militer di Ukraina setelah invasi Rusia dimulai.

Menurut Oleg Ignatov, seorang analis senior di Crisis Group, Putin punya banyak pilihan yang bisa dilakukan pada tanggal 9 Mei.

"Menyatakan perang adalah skenario paling sulit," kata Ignatov menjelaskan.

Putin juga bisa memberlakukan undang-undang mobilisasi yang bisa digunakan untuk melakukan mobilisasi militer.

Baca: Curi Alat Pertanian Senilai Jutaan Dolar di Ukraina, Tentara Rusia Malah Kena Prank

Baca: Media Rusia: Putin Lebih Suka Perang Nuklir daripada Terima Kekalahan di Ukraina

Undang-undang ini memungkinkan pemerintah Rusia untuk mengumpulkan pasukan dan memfokuskan ekonomi negara untuk tujuan perang.

Menurut Nixey, Rusia setidaknya telah kehilangan 15.000 tentara sejak invasi dimulai.

Oleh karena itu, kata dia, harus ada penambahan tentara jika Rusia ingin mencapai tujuannya di Ukraina.

UU mobilisasi juga bisa digunakan untuk memperpanjang wajib militer para tentara yang kini sedang bertugas.

Kendati demikian, pemberlakuan UU ini akan membuat Putin terpaksa mengakui bahwa tindakannya di Ukraina tidak berjalan sesuai dengan rencana.

Halaman
12


Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer