Sebelumnya, ada tanda-tanda bahwa Tiongkok bakal mengirimkan bantuan ekonomi dan militer kepada Rusia dalam invasinya di Ukraina.
Kata pejabat itu, keputusan Beijing untuk tidak mengirimkan bantuan bisa menurunkan ketegangan antara AS dan Tiongkok.
Beberapa hari belakangan, dia mengaku khawatir bahwa pemerintahan Xi Jinping bakal memasok senjata kepada sekutu dekatnya itu.
Namun, ternyata hal itu tidak terjadi, setidaknya hingga saat ini. Hal ini membuat AS merasa lega.
"Kami belum melihat Republik Rakyat Tiongkok memberikan bantuan militer secara langsung kepada Rusia dalam perang di Ukraina atau terlibat dalam usaha sistematis untuk membantu Rusia menghindari sanksi kami," kata pejabat itu dikutip dari Reuters, (3/5/2022).
"Kami terus memantau Tiongkok dan negara mana pun yang mungkin memberikan bantuan kepada Rusia atau [bantuan untuk] menghindari sanksi dari AS dan sekutunya."
Baca: Putin Diduga Bakal Nyatakan Perang pada 9 Mei, Bukan Lagi Operasi Khusus di Ukraina
Kendati menjadi sekutu dekat Rusia, Tiongkok memilih tidak mendukung Rusia secara langsung dalam perangnya di Ukraina.
Tiongkok menghindari kontrak baru antara BUMN Tiongkok bidang perminyakan dan Rusia sebagai pemasok minyak.
Sebagai contoh, Sinopec Group menghentikan pembicaran tentang investasi petrokimia dan pemasaran gas Rusia.
Bulan lalu, delegasi AS sempat menyinggung abstainnya Tiongkok dalam pemungutan suara untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
Menurut delegasi itu, abstainnya Tiongkok adalah sebuah "kemenangan". Tindakan "penyeimbangan" yang dilakukan Beijing dianggap menjadi hasil terbaik yang bisa didapatkan Washington.
Hingga kini Tiongkok masih menolak untuk mengecam tindakan Rusia di Ukraina.
Baca: Putin akan Akhiri Perang dengan Ukraina pada 9 Mei, Paus Fransiskus Duga NATO Provokasi Invasi Rusia
Baca: Curi Alat Pertanian Senilai Jutaan Dolar di Ukraina, Tentara Rusia Malah Kena Prank
Bahkan, negara itu juga mengkritik banyaknya sanksi yang dijatuhkan Barat kepada Rusia.
Selain itu, jumlah perdagangan antara Rusia dan Tiongkok juga melonjak pada kuarter pertama tahun ini.
Pada bulan Februari lalu, kedua negara itu juga menyatakan tidak ada batasan dalam kerja sama mereka.
Kedutaan Tiongkok di Washington pada hari Senin lalu menerbitkan laporan yang berisi tuduhan bahwa AS menyebarkan "kekeliruan" untuk mendiskreditkan Tiongkok dalam persoalan Ukraina.
Salah satunya adalah rumor bahwa Rusia telah meminta bantuan militer kepada Tiongkok.
Sementara itu, sejak 24 Maret lalu, Presiden AS Joe Biden sudah tidak menyinggung kemungkinan Tiongkok membantu Rusia.
Sebelumnya, Biden sempat melakukan pembicaraan via telepon dengan XI Jinping.
Biden memastikan Xi sadar akan konsekuensi yang muncul jika Tiongkok melakukannya.
Baca: Media Rusia: Putin Lebih Suka Perang Nuklir daripada Terima Kekalahan di Ukraina
Baca berita lainnya tentang konflik Ukraina-Rusia di sini